1446
1446

Penjelasan Pakar Soal Kualitas BBM Pertamina

Ilustrasi petugas Pertamina mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Pertamina. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Pakar konversi energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan meragukan kualitas bahan bakar minyak (BBM) produksi Pertamina, seperti Pertamax. Sebab, Pertamina selalu menguji kualitas BBM-nya melalui Lemigas maupun ITB.

“Jadi, tak perlu khawatir. Pertamina selalu menjaga kualitas sesuai standar Ditjen Migas,” katanya di Jakarta, Minggu (2/3).

Tri menambahkan pengujian Pertamax yang dilakukan salah satunya melalui tandar ASTM D6201 untuk mengetahui apakah deposit yang akan ditimbulkan BBM tersebut banyak atau sedikit, sehingga mampu mencegah kerak mesin.

Baca juga: Skandal Korupsi Pertamina: Oplosan atau Blending? Begini Penjelasannya

Sedangkan pengujian yang dilakukan oleh ITB tidak dilakukan di kampus. Melainkan dilakukan di Laboratorium Surveyor Indonesia. Dalam proses pengujian tersebut juga diatur kadar aditif yang harus dilakukan.

“Karena ada spesifikasi internasional yang membatasi jumlah kerak dalam mesin tidak boleh lebih dari 50 miligram per katup mesin,” terangnya.

Tri menerangkan aditif yang ditambahkan ke dalam BBM tidak bisa mengubah angka research octane number (RON) dan volume BBM, sebab sifatnya hanya untuk memperbaiki BBM itu dan tidak mengubah massa jenis, RON, viscositas dari BBM, dan sebagainya.

“Penambahan aditif justru untuk mencegah timbulnya kerak, korosi, dan asam di dalam mesin, sehingga performa mesin sangat baik. Aditif Pertatec yang ditambahkan itu fungsinya adalah sebagai deterjen,” kata Tri.

Baca juga: Korupsi Pertamax Oplosan, Erick Thohir Bakal Review Total Pertamina

Deterjen tersebut, kata Tri, bukan sabun yang dimasukkan ke dalam bahan bakar, tetapi zat yang berfungsi menjaga kebersihan mesin yang dilewati bahan bakar.

Sedangkan fungsi kedua, adalah dispersan yaitu memecah kontaminan yang terbawa bahan bakar ke dalam mesin untuk mencegah proses korosi.

Ketiga, adalah fungsi demulsifier. Artinya mencegah terbentuknya emulsi, yaitu reaksi antara bahan bakar dengan air. Fungsi selanjutnya, sebagai antioksidan agar bahan bakar itu tidak mudah teroksidasi dan berubah menjadi kontaminan di dalam bahan bakarnya.

“Sebab, zat hidrokarbon seperti BBM kalau teroksidasi akan berubah sifat menjadi asam. Hal itu bisa merusak mesin yang terbuat dari logam,” katanya.

Karena itu, Tri meminta masyarakat termasuk pemakai Pertamax, tidak perlu khawatir. Sedangkan pengguna kendaraan yang terbiasa memakai Pertamax, tentu merasakan jika BBM yang digunakan ternyata dengan RON 90 tarikan menjadi berat dan lebih boros akibat banyaknya kerak di dalam mesin.

21 kali dilihat, 10 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *