apakabar.co.id, JAKARTA – Belantara Foundation, Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura dan Kelompok Tani Hutan Sultan Syarif Hasyim (KTH SSH) mengajak sektor swasta jepang, yaitu Vanfu melakukan penanaman bibit pohon di kawasan Tahura SSH, Riau pada Rabu (21/8).
Penanaman pohon diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati pada 10 Agustus setiap tahunnya. Jenis bibit pohon yang ditanam adalah balangeran (Shorea balangeran) yang termasuk dalam kategori pohon langka dan perlu dilestarikan.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna menjelaskan saat ini dunia sedang menghadapi krisis lingkungan yang dikenal sebagai triple planetary crisis, yakni meliputi perubahan iklim, polusi dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati.
Sudah banyak studi membuktikan perubahan iklim menjadi salah satu penyebab kehilangan keanekaragaman hayati global. Oleh karenanya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu diselaraskan dengan aksi-aksi nyata dalam mencegah polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Salah satu aksi kecil namun berdampak besar adalah menanam dan merawat pohon, karena dapat membantu mengatasi triple planetary crisis secara paralel,” ujar Dolly, Sabtu (24/8)
Sesuai dengan misi UNSDGs yaitu No one left behind dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Dolly mengungkapkan pentingnya pendekatan kolaborasi multipihak. Salah satunya dengan mengajak mitra sektor swasta dari Jepang berkontribusi pada pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia khususnya Pulau Sumatera.
Chief Executive Officer Vanfu Takayuki Suto menuturkan, sebagai individu dan secara pribadi, ia ingin melihat permasalahan lingkungan dapat ditangani dengan baik, salah satunya dengan menanam dan merawat pohon. Dengan begitu, generasi yang akan datang dapat menikmati kehidupan di alam yang lebih lestari dan berkelanjutan.
“Kegiatan penanaman pohon kali ini dilakukan bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan lainnya memberikan kesan dan pembelajaran tersendiri yang amat mendalam sehingga Vanfu selalu berupaya mendukung gerakan penanaman pohon ini secara berkelanjutan,” ujar Mr. Suto.
Pada kesempatan yang sama, Kepala KPHP Minas Tahura Sri Wilda Hasibuan membeberkan kawasan Tahura SSH merupakan kawasan konservasi alam yang ditetapkan Menteri Kehutanan pada tahun 1999. Tahura SSH memiliki luas lebih dari 6.000 hektar.
“Sayangnya saat ini sebagian besar wilayah tersebut mengalami deforestasi dan degradasi akibat aktivitas ilegal seperti perambahan lahan, pembalakan liar dan lain sebagainya,” ujarnya.
Sri Wilda menambahkan, “Kami terus menjaga dan memulihkan fungsi kawasan Tahura SSH melalui kegiatan perlindungan dan restorasi hutan. Upaya itu tentunya tidak bisa kami lakukan sendiri, namun perlu kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak.”
Misalnya program yang digagas bersama Belantara Foundation dan pemangku kepentingan di Jepang pada pertengahan 2022 lalu, menurut Sri Wilda terwujud dalam Forest Restoration Project: SDGs Together.
Melalui program tersebut, Minas Tahura SSH berupaya memulihkan kawasan hutan yang terdegradasi agar ekosistem hutan dapat berkontribusi dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta mendukung pemenuhan NDC Indonesia.
“Untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau,” terang Sri Wilda.
Representative Director APPJ Tan Ui Sian menjelaskan program Forest Restoration Project: SDGs Together yang digagas bersama Belantara Foundation sejak pertengahan tahun 2020 telah meningkatkan kesadaran (awareness) multi-stakeholders di Jepang. Hal itu seiring dengan dampak yang mengkhawatirkan akibat perubahan iklim .
Program tersebut berfokus untuk mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs) ke 12 yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, target SDGs ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya, target SDGs ke 15 yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem dan target SDGs ke 17 yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.