apakabar.co.id, JAKARTA – Tragedi Muara Kate benar-benar menjadi atensi nasional. Komisi kepolisian nasional (Kompolnas) turun gunung ke Kalimantan Timur (Kaltim).
Pembunuhan di Muara Kate, Kabupaten Paser berlangsung pada 15 November 2024. Posko warga penolak angkutan batu bara (hauling) diserang sejumlah orang tak dikenal. Warga bernama Russell (60) tewas akibat luka tusuk di leher. Sedang Anson (55) sempat mengalami kritis.
Polisi sampai hari ini belum mampu menangkap pembunuh motor pergerakan warga penolak hauling tersebut. Sekadar tahu, gerakan tolak hauling mencuat setidaknya sejak aksi emak-emak menghalau truk batu bara di Batu Kajang Paser, akhir 2023.
Penolakan bertambah luas setelah seorang ustaz muda yang baru saja menikah bernama Teddy tewas diduga tabrak lari truk batu bara. Setelahnya, giliran seorang pendeta bernama Veronika tewas tertindih truk batu bara yang tak kuat menanjak.
Rentetan korban jiwa dan alpanya penindakan terhadap truk batu bara yang menggunakan jalan nasional memperuncing kekesalan warga. Praktik ini sejatinya melanggar Peraturan Daerah Kaltim Nomor 10 tahun 2012 dan hak asasi warga menuntut ruang hidup yang aman dan sehat.
Kamis 23 Januari 2025 kemarin, dua komisioner dan empat staf dari Kompolnas tiba di Muara Kate sekitar pukul 12.40 Wita. Rombongan dipimpin Ida Oetari dan Supardi Hamid. Masing-masing berlatar inspektur jenderal polisi (purn), dan pengajar sekolah tingi ilmu kepolisian.
Ada juga kepolisian setempat yang menemani. Namun menurut warga para polisi tak terlihat ikut dalam investigasi yang dilakukan Kompolnas.
Warga penolak hauling dan keluarga korban Russel pun menyambut hangat kedatangan rombongan dari Jakarta ini.
“Kami harap lewat kewenangan yang mereka miliki mampu mendorong polisi lebih serius bekerja mengungkap pembunuh Paman Russel,” kata perwakilan warga, Warta Linus, dihubungi media ini, Minggu 26 Januari.
Jajaran Kompolnas kemudian melakukan wawancara selama sejam 40 menit. Khususnya, dengan korban selamat Anson dan warga penolak hauling. Selesai wawancara, 15 menit mereka memeriksa TKP pembunuhan. Hampir dua jam di Muara Kate, pukul 14.30 mereka kemudian balik kanan.

Kompolnas, kata Warta, juga mencatat sejumlah poin besar tuntutan warga. Pertama agar segera menangkap pelaku dan mengungkap dalang pembunuhan. Kedua, meminta Polda Kaltim mengambil alih kasus jika Polres Paser tak kunjung mampu mengungkap.
Ketiga, warga meminta lampu hijau penanganan kasus secara adat Dayak jika Polda juga tak mampu menungkap. Serta, tidak melakukan kriminalisasi kepada warga.
Dan terakhir, meminta pemerintah menindak praktik penggunaan jalan negara oleh angkutan batu bara yang menjadi muara konflik Muara Kate.
“Kata Kompolnas, mereka akan melaporkan hasil investigasi ke presiden,” kata Warta.
Warga amat bersyukur mendapat perhatian Kompolnas. Apalagi sampai datang membawa dua komisioner dan mendengar langsung kesaksian korban selamat. Ini, kata Warta, juga sekaligus membantah kesan bahwa selama ini warga tertutup.
“Pak Anson memang saksi kunci. Tapi lihat sendiri, beliau tidak sempat melihat apalagi mengenali pelaku,” kata Warta.
Penyerangan ke posko penolak hauling terjadi pada pukul sekitar 4 subuh. Ketika itu Russell berada di teras rumah. Sedangkan Anson di ruang tamu rumah. Mereka berdua terlelap setelah seharian berjaga.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, kepada kerabatnya, Russell sempat berkata jika orang yang menyerangnya menggunakan masker, membawa sajam dan menumpangi sebuah mobil.
“Harapan kami juga Kompolnas mengeluarkan rekomendasi demosi kepada pimpinan dan anggota Kepolisian yang tidak mampu bekerja dengan benar,” jelasnya.
Coba dikonfirmasi, Irjen Pol (Purn) Ida Oetari tak merespons pesan singkat media ini sejak kemarin. Kali terakhir, atau pada 12 Januari lalu, ia hanya sempat membenarkan bahwa jajarannya berencana ke Muara Kate.
Media ini juga sudah menghubungi Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto. Namun tak ada respons. Hanya Kapolres Paser AKBP Novy Adhi Wibowo yang merespons.
Novy memastikan perburuan terhadap pembunuh Russell terus berjalan.
“Masih belum [ada perkembangan terbaru],” singkatnya dikontak media ini, Minggu 26 Januari.