3 Jasad Tidak Dikenali, Black Box Heli Jatuh di Kalsel Ditemukan -

3 Jasad Tidak Dikenali, Black Box Heli Jatuh di Kalsel Ditemukan

Kotak hitam (black box) Helikopter BK117-D3 PK-RGH milik PT Eastindo Air yang jatuh di hutan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, berhasil ditemukan Tim SAR. Foto: istimewa

apakabar.co.id, JAKARTA – Basarnas menyatakan dari delapan korban Helikopter BK117 D3 milik PT Eastindo Air yang jatuh di hutan Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, lima jasad bisa dikenali, sedangkan tiga lainnya hangus terbakar.

“Dari delapan jasad, sebanyak lima dikenali dengan mudah oleh dokter forensik, sedangkan tiga jasad lainnya tidak bisa dikenali karena hangus,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Banjarmasin, Jumat (5/9).

Yudhi menyebut, salah satu jasad masih hampir utuh, sementara lainnya ditemukan dalam kondisi terpotong-potong. Proses identifikasi lebih lanjut dilakukan Tim DVI Polda Kalsel.

Delapan korban terdiri atas Kapten Haryanto, Teknisi Hendra, serta enam penumpang: Mark Weren (AS), Santha Kumar (India), Claudine Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (WNI), Yudi Febrian (WNI), dan Andys Rissa Pasulu (WNI).

Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko mengatakan petugas masih mencocokkan jasad dengan identitas masing-masing. “Tiga WNA dan lima WNI, masih proses identifikasi siapa yang hangus dan siapa yang utuh badannya. Butuh waktu,” ujarnya.

Helikopter BK117-D3 PK-RGH itu hilang sejak Senin (1/9) pukul 08.54 WITA dan ditemukan Rabu (3/9) pukul 14.45 WITA di titik 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, sekitar 700 meter dari koordinat yang sebelumnya diberikan KNKT. Evakuasi delapan korban selesai Kamis (4/9) malam.

Tim SAR juga berhasil menemukan black box di badan helikopter, tepat di antara patahan ekor dan badan, pada Kamis sekitar pukul 15.10 WITA. Meski ikut terbakar, komponen inti penyimpanan data masih utuh.

“Komponen inti tempat penyimpanan data itu masih utuh. Dari KNKT menyatakan 99 persen masih dapat dibaca,” kata Yudhi.

Kotak hitam itu langsung diserahkan ke KNKT di Lanud Sjamsudin Noor, Banjarbaru, Jumat pagi. Perangkat berwarna oranye terang itu memuat Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang menjadi kunci investigasi penyebab jatuhnya pesawat.

 

30 kali dilihat, 30 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *