Banner Iklan

Cuaca Senin, BMKG: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan Ringan dan Hujan Lebat

Ilustrasi - Seorang warga menggunakan payung saat turun hujan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (4/7/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang untuk hari ini, Kamis (4/7), Jumat (5/7) dan Sabtu (6/7). Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan ringan hingga hujan lebat dan disertai petir akan terjadi di mayoritas kota besar di Indonesia pada Senin (27/1). Untuk itu semua pihak diminta waspada terhadap potensi yang menyertainya.

Prakirawati BMKG Azhari Putri Cempaka di Jakarta, menyebutkan adanya potensi hujan berintensitas ringan (curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam) diperkirakan terjadi di Kota Banda Aceh, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jakarta, Serang, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palangka Raya, Gorontalo, Palu, Ambon, Jayawijaya, Jayapura, dan Manokwari.

Selanjutnya, hujan dengan intensitas sedang (curah hujan lebih dari 4,0 mm per jam) diperkirakan mengguyur sejumlah kota, di antaranya Kota Medan, Makassar, Pontianak, dan Nabire.

Sedangkan hujan deras (curah hujan lebih dari 50 mm per jam) diprakirakan terjadi di Kota Mamuju. Sementara Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Bengkulu, Palembang, Jambi, Bandung, Mataram, Kupang, Tanjung Selor, Banjarmasin, Samarinda, Manado, Kendari, Ternate, Sorong, dan khusus Merauke diperkirakan diguyur hujan disertai petir.

Lalu untuk Kota Padang di Sumatera Barat, menurut BMKG akan mengalami berawan dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu antara 22-29 Celcius.

Prakirawati BMKG menjelaskan tentang potensi hujan yang hampir merata di sejumlah kota besar tersebut dipengaruhi oleh adanya beberapa dinamika atmosfer.

Adapun di antaranya, BMKG memantau kehadiran sirkulasi siklonik di perairan Samudera Hindia selatan Bali dan Laut Arafura di selatan Papua. Sirkulasi siklonik itu telah membentuk daerah perlambatan angin yang memanjang dari Samudera Hindia selatan jawa – selatan Jawa hingga Arafura, lalu bergeser ke Samudera Hindia barat Lampung – Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Kondisi tersebut dinilai akan meningkatkan pertumbuhan awan penghujan dan gelombang laut tinggi disepanjang kawasan sirkulasi siklonik yang memiliki tekanan udara rendah itu.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan atau pelaku transportasi laut agar waspada terhadap potensi gelombang laut dengan ketinggian 2,5 meter – 4 meter di Laut Natuna utara. Hal itu dipicu oleh adanya potensi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot, mulai dari Laut China selatan, Laut Natuna utara, dan Laut Filipina.

233 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *