1446
1446

Gunung Lewotobi, Badan Geologi: Indeks Erupsi Berada pada Tingkat 1-3

Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi pada Kamis, (7/11/2024). Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTABadan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan indeks erupsi (VEI/Volcanic Index Eruption) Gunung Lewotobi, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur berada pada tingkat 1 hingga 3.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam jumpa pers yang digelar secara daring di Jakarta, Kamis (13/2), memaparkan tentan indeks erupsi Gunung Lewetobi untuk tingkat 3 sekaligus sebagai yang terbesar yang terkonfirmasi, telah terjadi sebanyak 3 (tiga) kali.

Hal itu didasarkan pada data badan geologi, dimana peristiwa pertama terjadi pada tahun 1675 atau lebih kurang selama 25 tahun, kemudian yang kedua pada 28 September – 30 Oktober 1907, dan ketiga pada 23 Mei – 26 Desember 1932.

Sementara itu, untuk VEI 2 Gunung Lewotobi dipaparkan dalam siaran badan geologi, terjadi pada 23 Desember 2023 – 16 Agustus 2024 dan berlangsung secara berkelanjutan.

“Erupsi Lewotobi berada pada rentang 1 -29 tahun, dimana yang terpendek 1-7 tahun dan terlama 18-19 tahun. Dengan rentang VEI 1-3,” terang Wafid.

Serangkaian erupsi dan aktivitas vulkanis itu, kata Wafid, telah mempengaruhi kondisi kedua lubang kawah Gunung Lewotobi yang saat ini semakin melebar. Hal itu terjadi karena dindingnya mengalami longsor atau gugur, khususnya yang berada pada bagian barat laut.

Adapun Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar dengan dua puncak, yakni Lewotobi Laki-Laki memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan Lewotobi Perempuan.

Saat ini, badan geologi terus memastikan bahwa perubahan di kedua kawah tersebut terus dipantau. Semua hal terkait pemantauan telah diintensifkan, mulai 18 Oktober 2024, melalui pemantauan langsung menggunakan perangkat pesawat nir-awak (drone).

“Ini didasarkan pada tingkat aktivitas yang dipantau teman-teman dari lapangan, khususnya pos Gunung Lewotobi Laki–Laki. Artinya aktivitas Lewotobi itu sangat cepat mengalami guguran di lubang kawah erupsinya,” papar Wafid.

Dari temuan itu, badan geologi berharap data tersebut akan rujukan terhadap serangkaian aksi mitigasi bencana. Bukan hanya paparan material vulkanik yang terjadi saat erupsi, tetapi juga mitigasi terhadap bencana banjir lahar dingin yang berpotensi muncul, ketika bagian puncak-lereng dilanda hujan.

Hasil pemetaan zona rawan bencana yang dilakukan tim badan geologi menunjukkan bahwa di kawasan Dulipali, Nobo, Padang Pasir,  Klatanlo, Boru, Hokeng Jaya, dan Nawakote cukup berisiko terdampak banjir lahar dingin. Hal itu terjadi karena beririsan langsung dengan aliran sungai di Gunung Lewotobi.

Untuk itu, badan geologi juga merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki–Laki ataupun wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi. Selain itu, sektoral barat daya-timur laut sejauh 7 kilometer sudah statusnya dinaikkan menjadi Level IV (Awas) per Kamis (13/2) dini hari.

27 kali dilihat, 3 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *