apakabar.co.id, JAKARTA – Tragedi jatuhnya helikopter BK117 D3 milik PT Eastindo Air di hutan Desa Emil Baru, Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyisakan kisah pilu. Satu dari delapan korban sempat mengirim pesan singkat terakhir kepada keluarganya sebelum meninggal.
Gubernur Kalsel Muhidin menyebut pesan itu menjadi petunjuk penting bagi Tim SAR. “Tertangkap sinyal dari telepon seluler salah satu korban yang mengirim pesan singkat ke keluarga. Pesannya berbunyi, ‘Saya dalam keadaan kritis’,” kata Muhidin saat konferensi pers di RS Bhayangkara Banjarmasin, Jumat (5/9).
Pesan singkat itu mengirim sinyal lokasi. Dari koordinat tersebut, pencarian yang sempat buntu sejak Selasa (2/9) kembali digerakkan.
Tim SAR lantas menyusuri arah Paramasan, Kabupaten Banjar, hingga menemukan bangkai helikopter di hutan Emil Baru pada Rabu (3/9) pukul 14.45 WITA. Lokasi itu berjarak sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan KNKT.
Keterangan warga turut memperkuat petunjuk. Mereka melihat heli terbang rendah sambil mengeluarkan asap sebelum meledak di kawasan hutan yang tak jauh dari titik sinyal. “Berkat kerja keras Tim SAR dan bantuan warga, jasad para korban segera ditemukan,” ujar Muhidin.
Evakuasi delapan jenazah berlangsung dramatis. OSC mengerahkan seluruh unit darat hingga seluruh korban berhasil dievakuasi Kamis (4/9) malam pukul 21.50 WITA.
Identitas korban terdiri atas pilot Kapten Haryanto (Batam) dan teknisi Hendra Darmawan (Luwu, Sulsel). Enam penumpang lainnya yakni Mark Werren (Australia), Santha Kumar Prabhakaran (India), Claudine Pereira Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (Kuantan Singingi, Riau), Yudi Febrian Rahman (Pekanbaru, Riau), dan Andys Rissa Pasulu (Balikpapan, Kaltim).
Namun tidak semua jasad dapat dikenali. Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut lima jenazah utuh, sementara tiga lainnya hangus terbakar.
“Salah satu jasad masih hampir utuh, lainnya terpotong-potong. Proses identifikasi dilakukan Tim DVI Polda Kalsel,” ujarnya.
Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Muhammad El Yandiko menambahkan, tim forensik masih mencocokkan jasad dengan identitas masing-masing. “Tiga WNA dan lima WNI, masih proses identifikasi siapa yang hangus dan siapa yang utuh. Butuh waktu,” katanya.
Selain jasad korban, Tim SAR juga menemukan kotak hitam helikopter. Meski terbakar, komponen inti perekam data masih utuh. “KNKT menyatakan 99 persen masih bisa dibaca,” ucap Yudhi.
Black box itu sudah diserahkan ke KNKT untuk mengungkap penyebab jatuhnya heli milik PT Eastindo Air tersebut.