apakabar.co.id, BANJARBARU – Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pemerintahan. Lewat sejumlah terobosan, Aditya Mufti Ariffin membawa eknomi Banjarbaru meroket selama periode pertama kepemimpinannya.
Tahun 2021, ketika Aditya dilantik menjadi Wali Kota Banjarbaru, saat itu PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kota Banjarbaru masih bertengger di angka Rp 202 miliar. Sementara pada tahun 2023, mengalami kenaikan Rp 131 miliar menjadi Rp 333 miliar.
Tak hanya itu, APBD Kota Banjarbaru setiap tahun mengalami peningkatan, dalam tiga tahun bisa naik sekitar Rp 600 miliar, bahkan pada tahun 2024 ini realisasi APBD mencapai Rp 1,7 triliun dan pada tahun 2025 diproyeksikan APBD murni Rp 1,6 triliun. Ini merupakan capaian tertinggi sepanjang Kota Banjarbaru berdiri, tentu semua itu berkat manajerial dari pengambil kebijakan yaitu Wali Kota.
Bahkan Kota Banjarbaru akhirnya menjadi daerah dengan realisasi (PAD) tertinggi untuk kota se-Indonesia tahun 2022 dan 2023 , dengan realisasi 115 persen.
“Pada awal tahun 2021 itu Banjarbaru masih kesulitan dan berupaya membangkitkan kembali roda ekonomi. Kita dituntut merancang strategi pembangunan yang stabil bersamaan pula dengan fokus pemulihan ekonomi. Alhamdulillah, semua itu bisa dilaksanakan dengan baik,” beber Aditya.
“Ini juga berkat dukungan penuh legislatif dan seluruh perangkat daerah di Kota Banjarbaru,” aku Wali Kota Banjarbaru.
Sekarang, dengan dukungan postur APBD yang terus mengalami kenaikan, Banjarbaru memiliki potensi besar dalam pembangunan berkelanjutan. Hal ini tentunya menandai langkah Wali Kota Aditya dalam merancang pembangunan yang terarah di tahun-tahun akan datang.