apakabar.co.id, BANJARBARU – Sejak jadi Wali Kota Banjarbaru periode 2021-2024, Aditya Mufti Ariffin tak pernah absen menggeber terobosan. Pada periode pertama kepemimpinannya, ia membawa kota ini menuju metropolitan baru.
Pemerintahan Aditya diberkati satu momentum besar. Tahun 2022 lalu, DPR RI mengesahkan UU No 8 Tahun 2022 tentang penetapan Banjarbaru sebagai ibu kota Provinsi Kalsel, menggantikan Banjarmasin. Kabar ini disambut gembira warga, namun juga menjadi tantangan besar bagi Aditya di masa-masa awal sebagai orang nomor satu di Banjarbaru.
“Kami tentu saja bersyukur. Dan menjadi PR (pekerjaan rumah) kami untuk menata Banjarbaru lebih komprehensif kembali. Jangan sampai Banjarbaru ini menjadi kota yang kumuh, sampah berserakan, sarana prasarana kurang baik, pemerintahan juga tidak berjalan bagus,” katanya ketika itu.
Berbekal pengalaman dan jaringan luas sebagai politisi nasional, Aditya perlahan mengubah wajah dan ritme kota menjadi lebih modern. Itu terlihat dengan pertumbuhan usaha yang kemudian menjadi tempat aktivitas masyarakat dan menjadi tempat perputaran uang untuk menggerakan roda ekonomi. Kini, hampir disetiap sudut Kota Banjarbaru secara masif tumbuh cafe dan tempat ngopi.
Selain itu perhotelan, usaha rumah makan, baik yang berkelas maupun yang ekonomi menengah banyak bermunculan. Kegiatan anak-anak muda baik yang berbasis olahraga, seni dan budaya juga banyak tumbuh bahkan seni komtemporer juga sudah mulai hadir di Banjarbaru.
Sebut saja muncul komunitas musik eksperimental, karya-karya tari yang mengadopsi dari gaya barat, Korea, seni fotografi dan masih banyak lagi, saya menilai bahwa itu satu pergerakan kultur dimasyarakat yang sudah mengikuti kemajuan zaman.
“Kami sebagai anak muda merasa diwadahi selama kepemimpinan Pak Aditya. Berbagai wadah dan komunitas dihidupkan kembali. Ini menjadikan Banjarbaru lebih energik sebagai sebuah kota dibandingkan daerah lain di Kalsel,” kata Sofyan, mahasiswa ULM (Universitas Lambung Mangkurat) yang ditemui saat nongkrong di kawasan Lapangan Murdjani.
Salah satu hal ikonik yang dibangun oleh Aditya adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jl A Yani, yang diresmikan pada Kamis (5/1/2023) silam. JPO yang megah ini menjadi jembatan penyebrangan orang pertama yang ada di Kota Banjarbaru.
Tak hanya itu, proyek infrastruktur juga digagas melalui pembangunan Puskesmas Sungai Besar, Guntung Payung, dan Banjarbaru Selatan—yang saat ini proses penggarapan. Juga pembangunan kantor Dinas PUPR, Kantor DP3PMP2KB, Kantor Dinas Perhubungan (proses bangun), Tugu Titik Nol kilometer, Embung Gunung Kupang, Pendestrian Panglimabatur, ATCS Panglimabatur, ATCS Tugu Adipura (proses bangun), Kantor Dukcapil (proses bangun), Taman Ramah Anak Van der Pijl (proses bangun), Pendestrian jalan Kemuning (proses bangun), pemasangan ribuan titik PJU di Kota Banjarbaru, menghadirian angkutan Feeder gratis dan masih banyak capaian lain.
Di sisi lain dengan majunya kota tentunya penguatan sektor kebencanaan juga harus terus dilakukan, HM Aditya Mufti Ariffin juga telah melakukan program penanggulangan bencana.
Diantara yang sudah dilakukan adalah Revitalisasi mobil pemadan kebakaran sebanyak 4 buah, pembagian mesin Alkon untuk relawan Damkar, pembagian APD untuk relawan damkar, hibah untuk mobil damkar dan ambulance, pengadaan truck water suply,
pengadaan mobil rescue, pemasangan CCTV untuk memantau ketinggian air, pengadaan mobil dapur umum serta normalisasi sungai dan drainase.
Untuk memastikan relawan Damkar mendapatkan layanan kesehatan Aditya juga mempunyai program asuransi untuk relawan Damkar dan Rescue, sekitar 800 relawan Damkar dan Rescue mendapatkan asuransi oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.
Tentu saja, berbagai gebrakan itu akan terus ditingkatkan lagi pada periode kedua kepemimpinanya, jika terpilih kembali sabagai Wali Kota, berdambingan dengan mantan Sekda Banjarbaru Habib Abdullah.
Dan nampaknya, ini menjadi gayung bersambut dengan antusiasme masyarakat mendukung kembali pencalonan HM Aditya Mufti Ariffin-Habib Abdullah.