Negara Berkesadaran: Gagasan Connie Rahakundini Menuju Indonesia Tercerahkan

Dokumentasi - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie tersenyum saat berkunjung ke Kantor LKBN ANTARA Jatim, Jumat (11/11/2022). Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Bagi Connie Rahakundini Bakrie, membangun negara paripurna bukanlah mimpi kosong atau utopia belaka. Ia meyakini, negara yang ideal bisa diwujudkan ketika masyarakatnya hidup dengan kesadaran yang dalam—sebuah kesadaran yang melahirkan peradaban yang berjiwa, beradab, dan tercerahkan.

Gagasan itu dituangkan dalam bukunya yang baru berjudul Negara Berkesadaran: Dari Mimpi Peradaban Menuju Kelahiran Bangsa Berkesadaran. Buku tersebut diluncurkan di Jakarta pada 17 Juni 2025 dan ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, agar dapat menjangkau khalayak nasional maupun internasional.

Connie menyampaikan bahwa negara paripurna bukan sekadar soal kekuasaan atau sistem politik. Lebih dari itu, negara paripurna lahir dari harmoni antara berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, pertahanan, ekonomi, lingkungan, hingga kepemimpinan—semua bersumber dari kesadaran diri masyarakatnya.

Ia mengutip Bung Karno yang menyatakan bahwa revolusi Indonesia adalah kebangkitan jiwa, bukan sekadar pergantian sistem. Dengan itu, Connie mendorong lahirnya Conscious Nation, yaitu negara yang dibangun atas dasar kesadaran spiritual, refleksi diri, dan hubungan harmonis antara manusia, alam, serta kekuatan yang transenden.

Kesamaan antara gagasan negara paripurna dan bangsa berkesadaran adalah titik tekan pada kebangkitan dari dalam. Bagi Connie, kekuatan bangsa tidak terletak pada senjata atau kekayaan materi, tapi pada seberapa jauh bangsa itu mengenal dan menghayati jati dirinya.

Indonesia, menurutnya, punya warisan budaya yang kaya dan bisa menjadi fondasi kesadaran itu. Nilai-nilai seperti Tri Hita Karana dari Bali, Manunggaling Kawula Gusti dari Jawa, hingga Silih Asih Silih Asah Silih Asuh dari Sunda adalah benih-benih kesadaran yang tumbuh selama berabad-abad di bumi Nusantara. Semuanya, kata Connie, tercermin dalam Pancasila.

Buku ini sendiri lahir dari proses panjang sejak 2022. Connie menuliskannya sambil menjalani hidup di Rusia, yang ia sebut sebagai ‘Tanah Air kedua’. Di sana, ia menyaksikan bagaimana masyarakat Rusia tumbuh menjadi bangsa yang tangguh, dengan kesadaran tinggi terhadap sejarah dan peradaban mereka. Ia terinspirasi oleh cara masyarakat Rusia menghormati pemimpin mereka dan menggali warisan leluhur untuk membangun masa depan.

Sebagai Guru Besar di Universitas Negeri Saint Petersburg dan pakar pertahanan yang telah berkarier lebih dari 30 tahun, Connie menggabungkan pemikiran strategis dengan perenungan filosofis dalam buku tersebut. Ia juga merumuskan pendekatan multidimensi—dari teknologi, ekonomi, hingga ekologi—semua berpijak pada nilai cinta kasih dan kesadaran spiritual.

Lebih dari sekadar teori, Negara Berkesadaran adalah ajakan untuk bertindak. Connie ingin buku ini menjadi jembatan antara politik dan spiritualitas, antara kekuasaan dan cinta kasih. Ia berharap Indonesia bisa menjadi bangsa yang bukan hanya kuat secara geopolitik, tapi juga tercerahkan secara moral dan spiritual.

Cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno, yang hadir dalam peluncuran buku, menyatakan bahwa Pancasila adalah modal besar dalam membangun bangsa berkesadaran. Ia mengajak masyarakat untuk kembali merenung dan menjalani nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Connie juga mengajak semua pihak untuk berhenti saling menyalahkan atas kondisi bangsa. Ia menegaskan bahwa perubahan harus dimulai dari kesadaran diri, bukan dari mencari kambing hitam.

Pada akhirnya, buku Negara Berkesadaran adalah sebuah seruan untuk membangun bangsa dari dalam. Sebuah panduan moral dan spiritual untuk mewujudkan Indonesia yang adil, damai, dan beradab. Buku ini bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk dihidupkan.

295 kali dilihat, 295 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *