apakabar.co.id, JAKARTA – Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menjelaskan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merupakan pertemuan yang biasa. Tidak ada yang istimewa, karena sebelumnya presiden memang kerap bertemu Surya Paloh di Istana Kepresidenan.
“Pak Surya Paloh diundang oleh presiden Jokowi untuk makan malam. Pertemuannya biasa, sudah biasa, lazim dilakukan oleh Pak Surya dan Pak Jokowi,” kata Willy di Jakarta, Senin (19/2).
Menurut Willy, Surya Paloh merupakan sosok politikus yang terbuka dalam siap berkomunikasi dengan siapa saja.
Pertemuan tersebut tidak spesifik membahas pemilu namun tentang banyak hal, mulai dari politik kebangsaan hingga situasi dinamika di Indonesia saat ini. Pertemuan itu pun disertai sajian berupa bakso dan mi goreng.
Pertemuan tertutup itu, lanjut Willy, berlangsung sekitar satu jam dan harus dimaknai sebagai komunikasi yang dijalin Surya Paloh dengan semua pihak.
“Pak Surya seringkali menyampaikan, jangan karena pemilu, lalu kemudian negara dan bangsa kita porak poranda atau terpecah belah,” terangnya.
Willy mengingatkan, pertemuan itu harus dilihat dalam perspektif komunikasi sebagai kunci dalam sebuah proses silaturahim antara kedua belah pihak. Termasuk upaya saling memberikan pandangan satu sama lain.
“Dialog adalah sebuah medium, untuk kemudian saling memberikan pandangan dan tentu diskusi yang satu jam itu benar-benar melahirkan banyak hal,” katanya.
Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh sebagai Jembatan
Presiden Joko Widodo menyebut pertemuannya dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2) adalah sebagai ‘jembatan’ atau menjembatani sesuatu.
“Ini baru awal-awal. Nanti kalau sudah final nanti kami sampaikan”, ujar Presiden usai peresmian RS Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Soedirman dan 20 rumah sakit TNI, di Jakarta, Senin (19/2).
Jokowi menambahkan, “Tapi itu sebetulnya saya itu hanya menjadi ‘jembatan’, yang paling penting kan nanti partai-partai lah,”
Ia tidak menjelaskan detail apa yang dimaksud dengan menjadi ‘jembatan’. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, presiden hanya mengatakan dirinya ingin menjadi jembatan bagi semua pihak.
“Jembatan untuk semuanya. Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya, karena urusan, urusan apa itu, urusan politik itu urusan partai-partai,” papar Jokowi.
Lebih jauh, Jokowi mengungungkapkan bahwa pertemuan antara dirinya dan Surya Paloh, tak lebih dari pertemuan politik biasa untuk membicarakan masalah politik terkini.
Ia merasa tidak perlu menjelaskan siapa yang mengundang atau diundang dalam pertemuan tersebut. Yang terpenting, kata presiden, pertemuan itu akan bermanfaat bagi perpolitikan nasional dan negara.
“Saya kira dua-duanya (diundang dan mengundang), tidak perlu siapa yang undang, siapa yang (diundang), nggak perlu. Yang penting memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara, saya kira yang paling penting itu,” jelas Jokowi.
Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, membenarkan adanya pertemuan antara Jokowi dan Paloh, Minggu malam (18/2). Ia menjelaskan pertemuan itu bermula dari permohonan Paloh untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.
Sebagai tanggapan atas permohonan tersebut, ujar dia, Jokowi mengalokasikan waktunya pada Minggu malam untuk menemui Surya Paloh.
Sementara itu Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Hermawi Taslim menjelaskan, pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi untuk memenuhi undangan makan malam. Ia membeberkan, kehadiran Paloh ke istana adalah sebatas memenuhi undangan, bukan meminta waktu untuk bertemu secara khusus.
Diketahui, pertemuan tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan Jokowi dengan Surya Paloh usai Pemilu 2024.