apakabar.co.id, JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan dalam kasus pembunuhan tragis wartawati Juwita. Lembaga ini tengah memantau proses hukum secara langsung.
“Komnas HAM sedang melakukan pemantauan kasus Juwita,” ujar Komisioner Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, Senin (14/4).
Komnas HAM telah menggali informasi dari berbagai pihak, termasuk Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kalimantan Selatan, kuasa hukum keluarga korban dan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ).
Uli menambahkan, lembaganya juga akan melakukan kunjungan langsung ke Banjarbaru.
Komnas HAM mendesak agar penegakan hukum berjalan adil, transparan, dan berbasis pada metode ilmiah atau scientific crime investigation.
“Termasuk perlindungan terhadap saksi, pemulihan hak-hak korban, serta keadilan bagi keluarga Juwita,” tegasnya.
Penyelidikan mengungkap fakta mengejutkan: pembunuhan Juwita oleh Kelasi Satu TNI AL, Jumran, bukanlah tindakan spontan, melainkan sudah direncanakan sejak awal.
Komandan Polisi Militer TNI AL Banjarmasin, Mayor Laut Saji Wardoyo, menyebut kesimpulan itu diperoleh dari hasil pemeriksaan 11 saksi, 46 barang bukti, serta pengakuan tersangka.
“Pembunuhan ini bukan spontan. Sudah ada perencanaan jauh sebelumnya,” kata Saji dalam konferensi pers awal pekan lalu.
Perjalanan Jumran dari Balikpapan ke Banjarmasin menjadi petunjuk kunci. Ia tiba di Banjarmasin dengan bus pada Jumat, 21 Maret 2025.
Setelah membunuh Juwita keesokan harinya, ia langsung kabur kembali ke Balikpapan menggunakan pesawat—yang tiketnya dibeli atas nama orang lain.
Media ini mencatat, hanya dibutuhkan waktu sekitar 90 menit bagi Jumran untuk menjalankan aksinya hingga melarikan diri.
Mobil rental yang ia gunakan berfungsi sebagai alat transportasi sekaligus lokasi eksekusi. Aksi pembunuhan dilakukan di kawasan Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru.
“Pelaku menggunakan sarung tangan untuk menghindari jejak forensik dan masker untuk menyamarkan identitas,” jelas Saji.
Juwita tewas dicekik dan dipiting di dalam mobil yang terparkir. Mayatnya ditemukan kemudian dalam kondisi mengenaskan.