Saatnya Kampus Optimalkan ‘Science Techno Park’

Kemendikbudristek menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Science Techno Park (STP) di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (8/3/2024). Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuntut perguruan tinggi mengoptimalkan operasional dan fungsi Science Techno Park (STP) agar bermanfaat bagi negara.

“Melalui Science Techno Park, kampus harus mulai menjadi mesin pertumbuhan ekonomi melalui riset dan inovasi,” kata Nizam, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek di Jakarta, Jumat (8/3).

Optimalisasi fungsi dan operasional STP diperlukan untuk menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi sehingga memberikan dampak positif bagi perkembangan industri di Indonesia. Pengembangan STP, kata Nizam, sebagai langkah strategis dalam memajukan hasil riset dan teknologi menuju proses industrialisasi yang lebih baik.

Hal itu sesuai dengan visi misi Presiden Republik Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. STP diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengembangan teknologi namun juga menjadi sarana untuk menghasilkan spin-off yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.

Menurut Nizam, kampus harus mulai menjadi mesin pertumbuhan ekonomi melalui riset dan inovasi melalui STP ini termasuk dengan membangun jaringan global seperti menghubungkan pusat riset Indonesia dengan pasar global.

Untuk mewujudkan hal itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam optimalisasi fungsi STP, seperti manajemen pengelolaan yang fokus pada kerja sama antara kampus dan STP dengan memperhatikan tridharma yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Model kerja sama yang melibatkan inkubasi, akselerasi, dan pengelolaan unit usaha hingga kini pun telah diterapkan oleh beberapa perguruan tinggi. Selain itu, diperlukan peningkatan personel yang terlatih di STP, serta integrasi riset dosen dan mahasiswa untuk menghasilkan inovasi yang dapat diaplikasikan secara komersial.

Tak hanya membutuhkan dukungan pemerintah untuk kelancaran investasi jangka panjang, peran mahasiswa juga sangat penting dalam STP sebagai penggerak inovasi dan calon pengusaha yang potensial. Selanjutnya, model kerja sama dengan industri harus lebih terbuka dan beragam yang tidak hanya terbatas pada MoU melainkan juga melalui berbagai kegiatan jaringan industri.

Manajemen keuangan secara tepat juga penting yaitu dengan memperhatikan aturan yang berlaku dan memastikan pendanaan yang jelas. “Terakhir yaitu hilirisasi teknologi yakni infrastruktur harus memadai untuk mendorong hilirisasi dengan fokus pada pengembangan produk dan prototipe,” tutup Nizam.

180 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Jekson Simanjuntak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *