apakabar.co.id, JAKARTA – Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada investigasi kejahatan terorganisir dan korupsi, baru-baru ini merilis daftar tokoh dunia paling korup untuk tahun 2024. Dalam daftar tersebut, nama mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) termasuk sebagai salah satu finalis.
Berdasarkan laporan OCCRP, Jokowi masuk dalam daftar finalis bersama beberapa tokoh lainnya, termasuk Presiden Kenya William Ruto, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, hingga konglomerat India Gautam Adani.
OCCRP telah membuka nominasi untuk Person of the Year in Organized Crime and Corruption kepada publik sejak November 2024.
Selama ini, OCCRP dikenal rutin merilis daftar tahunan yang menyoroti individu-individu yang dianggap memiliki peran signifikan dalam praktik korupsi dan kejahatan terorganisir di seluruh dunia.
Pemilihan tokoh pada tahun ini dilakukan secara terbuka untuk umum dan biasa diakses melalui media sosial OCCRP. Publik yang tertarik akan diarahkan untuk mengisi google form dan usulan nominasi itu telah dibuka hingga 5 Desember 2024.
Dalam laman google form yang disediakan, tertera bahwa OCCRP menerima nominasi yang diajukan sejumlah kalangan, mulai dari publik, jurnalis, akademisi, pelaku bisnis hingga aparat penegak hukum.
Sejak tahun 2012, OCCRP di setiap tahunnya telah memilih orang-orang yang paling banyak melakukan kejahatan dan korupsi terorganisir di seluruh dunia. Itu sebabnya, penghargaan Person of the Year in Organized Crime and Corruption, OCCRP akan diberikan kepada tokoh yang melakukan kekacauan di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi.
Melalui penghargaan Person of the Year, OCCRP secara khusus ingin mempromosikan akuntabilitas dengan menyoroti mereka yang dinilai telah mendukung praktik korupsi dan kolusi politik yang sering menyertainya.
Masuknya nama Jokowi di dalam daftar tersebut telah menimbulkan berbagai reaksi di tanah air, mengingat selama masa jabatannya, ia kerap menyatakan komitmennya untuk memberantas korupsi. Namun, kritik terhadap pemerintahannya terkait isu korupsi selalu muncul dari berbagai kalangan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak istana presiden atau pihak terkait mengenai masuknya nama Joko Widodo dalam daftar tersebut.
Pemenangnya Bashar Al-Assad
Peraih utama Person of the Year 2024 in Organized Crime and Corruption dimenangkan oleh Presiden Suriah Bashar Al-Assad, yang baru-baru ini digulingkan.
Ketika penjara-penjara dikosongkan dan kuburan massal digali, skala kebrutalan Assad terhadap rakyatnya akhirnya terungkap. Berkuasa sejak tahun 2000 setelah kematian ayahnya, janji-janji awal Assad tentang liberalisasi politik, telah berubah menjadi praktik-praktik otoriter.
Sebagai bagian dari Arab Spring, pemberontakan Suriah di tahun 2011 terus terjadi, seiring maraknya perang saudara yang berlangsung hingga Assad digulingkan pada bulan ini. Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk penyiksaan, pembunuhan, penggunaan senjata kimia, penahanan massal, hinga menargetkan warga sipil.
Selain itu, Presiden Kenya William Ruto memperoleh suara terbanyak dalam survei yang diadakan OCCRP tahun ini. Lebih dari 40.000 orang telah menominasikan Ruto sebagai Person of the Year atau tokoh tahun ini dalam kejahatan terorganisasi dan korupsi.
Didorong oleh disahkannya undang-undang keuangan yang kontroversial telah menyebabkan maraknya pengangguran. Kemarahan terhadap pemerintah yang korup, mendorong kaum muda Kenya mengadakan demonstrasi selama berminggu-minggu pada Juni dan Juli lalu, menuntut Ruto segera mengundurkan diri.
Saat itu, pasukan keamanan menanggapinya dengan gas air mata, meriam air, penangkapan, dan peluru. Banyak orang terbunuh, terluka, atau hilang saat protes berlangsung.
Pemerintah Ruto dituduh serakah dan korup mengakibatkan kegagalan dalam kebijakan ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta ketidakstabilan secara keseluruhan, hingga penculikan lawan politik. Komentar yang disampaikan dalam nominasi itu, penuh dengan rasa frustrasi dan putus asa.
Selain itu, banyak warga Kenya juga mencalonkan Gautam Adani, oligarki India yang telah mendanai dan mendapatkan keuntungan dari perlindungan rezim Modi di India. Adani berada di balik kesepakatan bandara di Kenya yang secara luas dianggap korup sebelum dibatalkan.
Para juri mengakui pentingnya kepentingan publik dan kemarahan terhadap korupsi. Akan tetapi, penghargaan diberikan kepada orang yang telah terbukti melakukan tindakan paling besar dalam mendatangkan malapetaka di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi.
Setelah melalui perdebatan panjang, para juri akhirnya memilih Bashar Al-Assad sebagai pemenangnya. Ia dinilai telah menciptakan kekacauan bagi warga Suriah, negara-negara tetangga Suriah, hingga wilayah yang lebih luas, dan banyak negara yang terkena dampak kriminalitasnya, telah mendorongnya ke posisi teratas.