JAKARTA – Viral di media sosial, kasus penumpang mobil yang keracunan AC atau keracunan gas CO, hingga akhirnya meninggal dunia.
Insiden itu sebenarnya lebih tepat karena keracunan gas Carbon Monoksida (CO) sebagai sisa pembakaran mesin yang dikeluarkan dari knalpot.
Untuk sumber masuknya asap gas buang bisa melalui beberapa titik, seperti saluran ventilasi udara kabin, serta kurang baiknya karet-karet pintu.
Bisa juga lewat saluran air-duct yang berfungsi untuk mengurangi tingkat kekedapan udara, sehingga pintu mudah ditutup, karet-karet jalur wiring harness area kabin dan tutup karet pembuangan air.
Menanggapi hal itu, Yagimin, Chief Marketing Auto2000 menegaskan bahwa masyarakat harus waspada dan paham keselamatan berkendara, tak hanya saat mobil bergerak di jalan, tetapi juga saat mobil diam di lokasi parkir, khususnya terutama ketika mesin menyala.
“Yang terpenting adalah tindakan pencegahan dengan memastikan setiap saluran ventilasi memiliki karet-karet dan katup yang berfungsi dengan baik,” ujar Yagimin dalam siaran resminya, Minggu (4/5).
Nah, untuk mengetahui akan bahaya keracunan gas CO ketika berada di dalam mobil, Auto2000 memberikan tips tentang gejala dan cara mencegah keracunan gas CO.
Gejala Keracunan Gas CO
Gejala keracunan gas ini sulit disadari karena seperti orang lelah, yakni badan lemas, mengantuk, sakit kepala, dan meningkat menjadi mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi.
Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran dan kematian yang cepat.
Karena ciri-cirinya tersamarkan, begitu sadar akan sulit mencari pertolongan karena badan terlalu lemas, bahkan untuk sekadar membuka pintu mobil.
Banyak korban keracunan gas CO yang tidak tertolong akibat menghirup gas berbahaya ini waktu tidur di dalam mobil ber-AC.
AC sulit dimatikan karena kabin tertutup rapat padahal penumpang butuh suasana kabin yang sejuk dan nyaman.
Begitu gas CO berhasil masuk ke dalam kabin dan kadarnya meningkat, maka penumpang akan keracunan gas tanpa ciri ini.
Mencegah Keracunan Gas CO
Dalam perjalanan dengan jarak cukup panjang, pengemudi pasti sangat lelah karena telah berkendara sejak berangkat, sehingga waktu istirahat di rest area atau pom bensin dimanfaatkan untuk tidur.
Keputusan tersebut sudah benar, tapi harus memperhatikan beberapa hal supaya tidak keracunan gas buang.
Untuk mencegah agar tidak terjadi keracunan dari emisi gas buang mungkin dapat di tambahkan dengan metode beristirahat secara bergantian.
Jadi, harus ada yang mengingatkan sudah berapa lama beristirahat dalam keadaan mesin kendaraan menyala.
Ini sekaligus dapat mengamankan dari tindak kejahatan ketika ditinggal istirahat di kendaraan.
Buka sedikit kaca samping sekitar 2-3 cm untuk membantu sirkulasi udara luar. Tetap waspada pencurian dan kemungkinan hujan.
Patut diingat, langkah ini tidak sepenuhnya dapat mencegah karena gas buang tetap sanggup masuk ke dalam kabin mobil.
Atur alarm ponsel supaya berbunyi untuk membangunkan, misalnya 30 menit kemudian. Selain supaya tidak kebablasan tidur, AutoFamily akan tersadar ketika merasakan gejala awal keracunan gas CO.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, segera keluar dari mobil saat mulai terasa gejala awal seperti tiba-tiba mengantuk, badan lemas, atau pusing padahal kondisi badan sehat. Pastikan tidak ada penumpang lain yang masih tertidur di dalam mobil.
Kalau badan terlalu lemah, tekan klakson kuat-kuat untuk memancing perhatian orang di luar mobil.
Memang akan membuat orang kesal kalau ternyata tidak keracunan gas CO. Tapi tetap lebih baik ketimbang menjadi korban.
Rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO di dalam mobil. Ketika servis berkala, seluruh komponen mobil diperiksa, termasuk potensi kebocoran di kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.
Keuntungan lain servis berkala adalah kadar gas CO dapat dijaga di bawah ambang batas yang membahayakan karena dilakukan uji emisi.
Nah apabila servis di Bengkel Auto2000 akan merekomendasikan penggantian komponen mesin agar emisi sesuai aturan pemerintah.
”Yang terpenting lagi melakukan perawatan pada kendaraan agar dapat menjaga emisi gas buang tetap di bawah ambang batas yang telah ditentukan,” tutup Yagimin.