LIFESTYLE

UI Ikut SPDDM ASEAN 2025: Dorong Kolaborasi Ilmiah untuk Ketangguhan Regional

UI Ikut SPDDM ASEAN 2025: Dorong Kolaborasi Ilmiah untuk Ketangguhan Regional. Foto: dok. UI
UI Ikut SPDDM ASEAN 2025: Dorong Kolaborasi Ilmiah untuk Ketangguhan Regional. Foto: dok. UI
apakabar.co.id, JAKARTA - Kepala Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) sekaligus Guru Besar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pengurangan risiko bencana berbasis sains.

Kali ini, ia berpartisipasi sebagai salah satu akademisi pada 10th ASEAN Strategic Policy Dialogue on Disaster Management (SPDDM) yang berlangsung pada 20–21 Agustus 2025 di Grand Hyatt Singapore.

Forum tahunan yang diinisiasi ASEAN ini mengusung tema “Building a Resilient Future: Advancing ASEAN’s Post-2025 Vision for Disaster Management”.

SPDDM menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para pemangku kepentingan lintas negara — mulai dari pemerintah, akademisi, organisasi internasional, hingga sektor swasta.

Kegiatan ini untuk memperkuat kolaborasi, berbagi inovasi, serta menyusun strategi dalam membangun ketangguhan kawasan menghadapi risiko bencana yang semakin kompleks dan dinamis.

Kehadiran DRRC UI dalam forum ini menegaskan peran penting akademisi Indonesia dalam mendukung kebijakan regional yang berlandaskan ilmu pengetahuan.

Melalui partisipasi aktifnya, DRRC UI terus memperluas jejaring kerja sama internasional, membuka peluang kolaborasi riset, serta memperkuat posisi Indonesia dalam proses pengambilan keputusan di tingkat ASEAN, khususnya di bidang pengurangan risiko bencana.

Hari Pertama: Kepemimpinan Regional dan Inovasi untuk Ketangguhan ASEAN

Rangkaian kegiatan hari pertama dibuka dengan sesi High-Level Panel Discussion on Disaster Management Leadership bertema “Driving Innovation and Capacity Sharing to Build a Resilient ASEAN”.

Diskusi ini berfokus pada lanskap risiko bencana di kawasan pasca-2025 serta potensi ASEAN sebagai salah satu pemimpin global dalam manajemen bencana dan respons darurat.

Para panelis dari berbagai negara berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan strategi inovatif untuk mengurangi dampak bencana di wilayah masing-masing.

Sesi ini menyoroti pentingnya kolaborasi lintas negara, pemanfaatan teknologi, serta penguatan kapasitas lokal dalam menciptakan sistem manajemen bencana yang tangguh, responsif, dan inklusif.

Hari Kedua: Menghadapi Risiko Lintas Batas dan Menyusun Masa Depan ASEAN

Pada hari kedua, forum berlanjut dengan Thematic Panel Discussion bertajuk “Mitigating Spillover Effects: Overcoming Intersecting Risks and Transboundary Hazards through Innovative Partnerships”.

Topik ini membahas kompleksitas interaksi antara risiko lintas sektor dan lintas batas yang kerap memperbesar dampak bencana, serta bagaimana kemitraan inovatif dapat menjadi solusi efektif untuk menghadapinya.

Forum kemudian ditutup dengan sesi ASEAN Disaster Resilience Outlook: Preparing for a Future Beyond 2025 yang dikemas dalam format townhall discussion.

Dalam sesi ini, seluruh peserta diajak untuk mengidentifikasi prioritas kawasan dan merumuskan visi kebijakan pengurangan risiko bencana ASEAN pasca-2025.

Moderator menyampaikan ringkasan hasil diskusi sebagai penutup dari rangkaian dialog strategis selama dua hari tersebut.

Komitmen DRRC UI: Ilmu Pengetahuan sebagai Fondasi Ketangguhan Kawasan

Kepala DRRC UI, Prof. Fatma Lestari, menegaskan bahwa partisipasi DRRC UI dalam SPDDM ke-10 merupakan wujud nyata komitmen akademisi Indonesia dalam menjadikan ilmu pengetahuan sebagai landasan utama pembangunan kebijakan penanggulangan bencana.

 “Partisipasi DRRC UI dalam SPDDM ke-10 adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam membangun kebijakan penanggulangan bencana yang berbasis bukti,” ungkap Prof. Fatma dalam keterangannya, Jumat (3/10).

Lebih lanjut, ia menekankan peran strategis DRRC UI di tingkat regional dalam memperkuat ketangguhan kawasan.

 “Sebagai pusat kajian multidisiplin, DRRC UI berperan sebagai jembatan antara dunia akademik, pengambil kebijakan, dan masyarakat. Forum ini memperkuat posisi kami dalam jejaring kebijakan regional, serta memperluas kontribusi Indonesia dalam membentuk ASEAN yang lebih siap, tangguh, dan berkelanjutan menghadapi risiko bencana,” jelasnya.
Foto editor
Editor: Denny Firmansyah