LINGKUNGAN HIDUP
Kaltim Siap Ubah 277 Ribu Ton Sampah Jadi Energi Baru
apakabar.co.id, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah memacu langkah menuju ekonomi hijau dengan mendorong investasi di sektor pengelolaan sampah.
Tak tanggung-tanggung, sekitar 277 ribu ton sampah yang belum tertangani setiap tahun disiapkan untuk diolah menjadi sumber energi terbarukan melalui proyek waste-to-energy.
“Pemerintah provinsi sangat serius mendorong investasi di sektor pengelolaan sampah, khususnya yang berorientasi waste-to-energy, sebagai solusi strategis mengatasi timbulan sampah sekaligus mendukung bauran energi baru terbarukan,” ujar Riawati, Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya DPMPTSP Kaltim, di Samarinda, Minggu (26/10).
Berdasarkan Neraca Pengelolaan Sampah Kaltim 2024, volume sampah yang tidak terkelola mencapai 277.343 ton per tahun, atau sekitar 44 persen dari total timbulan sampah tahunan sebanyak 626.452 ton. Dari jumlah yang berhasil ditangani, hanya 146 ton per tahun yang dimanfaatkan menjadi sumber energi baru—angka yang nyaris tak berarti dibanding 101 ribu ton yang diolah menjadi bahan baku daur ulang.
Padahal, proyeksi tahun 2025 menunjukkan timbulan sampah harian di Kaltim bisa mencapai 2.987 ton dari total populasi sekitar 4,26 juta jiwa.
Dorongan investasi di sektor hijau ini sejalan dengan capaian positif realisasi investasi Kaltim semester I 2025 yang menembus Rp43,47 triliun, atau 54,43 persen dari target tahunan Rp79,86 triliun. Investasi ini menyerap 29.650 tenaga kerja, dengan dominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp32,43 triliun atau 74,6 persen.
Salah satu proyek prioritas ialah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Balikpapan, yang berlokasi di TPAS Manggar. Fasilitas ini telah mengelola rata-rata 412 ton sampah per hari pada 2023. Proyek tersebut ditawarkan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi sekitar 122,75 juta dolar AS dan masa konsesi 23 tahun, termasuk tiga tahun konstruksi.
“Proyek ini diprediksi memiliki IRR sebesar 10,49 persen. Lokasi Balikpapan sangat strategis karena berdekatan dengan kawasan Ibu Kota Nusantara,” kata Riawati.
Sekolah Rakyat Jadi Role Model Pengelolaan Sampah
Di sisi lain, Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Kaltim menggandeng dunia pendidikan lewat program Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 24 Samarinda sebagai role model pengelolaan sampah dari sumbernya.
Kegiatan bertajuk “Sosialisasi Kompetisi Pilah Sampah” ini digelar dalam rangka peringatan Hari Habitat 2025. Kepala BPBPK Kaltim Evry Biaktama Meliala menjelaskan, program ini bertujuan membiasakan siswa dan guru memilah sampah baik di sekolah maupun di rumah.
“Kami ingin membentuk budaya pemilahan sampah sejak dini. Guru harus tampil sebagai teladan dalam aksi nyata menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujar Evry.
Ia menegaskan, dukungan dari orang tua dan komite sekolah menjadi kunci agar gerakan ini tidak berhenti sebagai seremoni. BPBPK berambisi menjadikan SR sebagai sekolah percontohan dengan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan di Samarinda.
Langkah ini juga menjadi bagian dari kontribusi Kaltim terhadap target nasional pengurangan volume sampah secara signifikan.
Kepala Bidang Linjamsos Dinsos Kaltim Achmad Rasyidi menambahkan, program kepedulian lingkungan sejalan dengan visi pendidikan karakter di Sekolah Rakyat.
“Anak-anak kami dididik secara komprehensif, termasuk soal kepedulian terhadap lingkungan. Mereka harus tumbuh dengan karakter utuh dan mampu membangun interaksi sosial yang sehat,” ujarnya.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR