NEWS
Bekantan Muncul di Proyek Tol IKN, BKSDA Kaltim: Bukan Tanda Habitat Rusak
apakabar.co.id, JAKARTA - Pemandangan tak biasa terjadi di proyek Jalan Tol Balikpapan–IKN Segmen 3A2, Rabu (17/12/2025) siang. Seekor bekantan tiba-tiba terlihat menyeberangi area proyek, naik ke badan jalan tol, sebelum akhirnya menghilang ke balik permukiman warga di Balikpapan.
Kejadian tersebut berlangsung sangat singkat, tak sampai satu menit, namun cukup menyita perhatian para pekerja dan warga sekitar.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur (BKSDA Kaltim) menegaskan bahwa kemunculan bekantan di kawasan proyek tol tersebut merupakan fenomena yang wajar dan berkaitan erat dengan perilaku alami satwa endemik Kalimantan itu.
Analis Konservasi Kawasan BKSDA Kaltim - Seksi Konservasi Wilayah III, drh. Amir Maruf, mengatakan bekantan merupakan satwa yang hidup berkelompok berbeda dengan orangutan yang cenderung soliter.
“Di dalam satu kelompok bekantan ada sistem suksesi kepemimpinan yang terjadi secara alami. Jantan alfa akan digantikan oleh jantan lain yang dinilai lebih mampu memimpin kelompok,” ujar Amir, Rabu (17/12).
Ia menjelaskan, proses pengambilalihan kepemimpinan tersebut bisa dilakukan oleh jantan dari dalam kelompok yang sebelumnya berstatus beta, maupun oleh jantan dari luar kelompok. Dalam proses itu, jantan yang kalah akan keluar dari kelompok.
“Jantan yang kalah ini bisa mencari kelompok lain untuk melakukan intervensi atau perebutan kepemimpinan lagi, atau bergabung dengan kelompok jantan saja. Itu adalah mekanisme alami dalam dinamika kelompok bekantan,” katanya.
Menurut Amir, kemunculan bekantan jantan yang terlihat sendirian di sekitar proyek jalan tol kemungkinan besar merupakan individu yang tersingkir akibat proses suksesi tersebut. “Itu hal yang lumrah dan wajar. Bukan semata-mata karena habitatnya rusak,” ujarnya.
Sebelum adanya pembangunan, lanjut Amir, bentang alam di kawasan tersebut saling terhubung. Namun, pembangunan infrastruktur menyebabkan fragmentasi habitat sehingga bekantan harus melintasi area tertentu untuk berpindah dari satu habitat ke habitat lainnya.
“Perlintasan itu pasti terjadi. Karena itu perlu dipikirkan upaya-upaya seperti penyediaan koridor satwa agar bekantan tetap bisa bergerak dengan aman dan menjaga keragaman genetiknya,” katanya.
Bekantan Berjenis Kelamin Jantan
Terkait identifikasi jenis kelamin, Amir menyebut bekantan merupakan satwa dengan perbedaan fisik yang jelas antara jantan dan betina. Bekantan jantan dewasa memiliki hidung besar dan suara khas yang berfungsi sebagai pelindung dan pemberi peringatan bagi kelompoknya.
“Dari suaranya saja sudah bisa dibedakan. Jantan dewasa punya berbagai macam suara untuk menandai bahaya atau menjaga kelompok,” ujarnya.
Populasi Bekantan di Teluk Balikpapan
Terkait populasi, Amir menyebutkan jumlah bekantan di kawasan Teluk Balikpapan dan sekitarnya diperkirakan berkisar antara 1.000 hingga 2.000 individu. Estimasi tersebut berdasarkan survei di berbagai sungai yang bermuara ke Teluk Balikpapan, seperti Sungai Riko, Mentawir, hingga wilayah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Survei satwa liar itu tidak bisa menghasilkan angka pasti. Yang ada adalah perkiraan berdasarkan pemodelan dan pengamatan di lapangan,” ujarnya.
Ia menegaskan kembali bahwa kemunculan bekantan di sekitar proyek jalan tol bukanlah anomali, melainkan bagian dari dinamika alami satwa tersebut.
“Kemungkinan besar itu bekantan jantan yang tersingkir akibat kalah dalam suksesi kepemimpinan. Itu proses alamiah,” pungkas Amir.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR

