Konfederasi Serikat Buruh Nilai Aksi Massa Disusupi Penumpang Gelap
apakabar.co.id, JAKARTA - Dua pimpinan konfederasi serikat buruh di Indonesia, yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai ada penumpang gelap yang menyusupi aksi unjuk rasa di Jakarta minggu lalu hingga berujung rusuh.
Presiden KSPI Said Iqbal menerangkan pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk turut mengamankan aset negara yang berasal dari uang rakyat.
"Ada terasa benar (penumpang gelap-red)," katanya saat di Istana Kepresidenan RI di Jakarta, Senin (1/9).
Baca juga:
Sadi mengatakan agar perlunya mendeteksi informasi mengenai kelompok perusuh yang membakar sejumlah fasilitas umum yang terdiri sekitar atas 100 orang.
Sementara itu, terkait aksi penjarahan ke rumah pribadi anggota DPR, Said menilai aksi tersebut sebagai ekses dari kemarahan warga terhadap pernyataan dan sikap anggota DPR tersebut.
Sedangkan mengenai penjarahan di rumah pribadi anggota DPR menurutnya merupakan ekses sikap yang dianggap telah meulai rakyat. Seperti di antaranya murahnya upah buruh, meluasnya PHK, ojol memperjuangkan potongan 10 persen tak pernah mendapatkan respons dari DPR.
Tiba-tiba mereka joget-joget, mereka minta naik ada tunjangan perumahan Rp50 juta, dan mereka ketika dikasih tahu joget-joget lagi. Ini hanya tentang nilai rasa, nggak ada sensitivitas terhadap penderitaan rakyat," kata Said Iqbal.
Baca juga:
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea juga menilai ada yang menunggangi aksi massa sehingga berujung rusuh.
"Kelihatannya seperti itu, karena sangat sporadis. Tadi malam, hampir saja masuk kawasan industri di Bekasi, dan sekarang jutaan buruh bersiap siaga. Kami pastikan, kami tidak akan tinggal diam, kalau wilayah industri dan buruh diganggu oleh para perusuh," kata Andi Gani.
Walaupun demikian, di tengah pengamanan ketat yang diberlakukan oleh aparat keamanan, Andi Gani mengingatkan demonstrasi yang damai tidak boleh dilarang.
"Demonstrasi adalah hak asasi ya, tetap taat hukum. Hanya memang teman-teman buruh saat ini bersiaga di Karawang, Bekasi, Purwarkarta, dan semua kawasan industri dalam posisi siaga satu," jelasnya.
ADMIN

