SPORT
Magelang Tutup Festival SenengMinton 2025, Cetak Generasi Awal Bulutangkis
apakabar.co.id, JAKARTA – Semangat, tawa, dan sorak sorai anak-anak memenuhi GOR Djarum Magelang, Kamis (11/12), saat Festival SenengMinton 2025 resmi menutup rangkaiannya.
Kota Sejuta Bunga menjadi titik akhir perjalanan festival pengenalan bulutangkis usia dini yang sepanjang tahun telah menyapa ribuan siswa sekolah dasar di Jawa Tengah.
Digelar atas inisiatif Pengprov PBSI Jawa Tengah bersama Bakti Olahraga Djarum Foundation, Festival SenengMinton dirancang sebagai pintu awal anak-anak mengenal bulutangkis melalui pendekatan edukatif dan menyenangkan.
Di Magelang, sebanyak 480 siswa kelas 1–3 SD dan MI dari 16 sekolah ambil bagian, sekaligus melengkapi total 2.266 peserta sepanjang 2025.
Sebelum tiba di Magelang, festival ini lebih dulu singgah di Kudus, Solo, Purwokerto, dan Semarang. Rangkaian tersebut menjadi bukti konsistensi pembinaan usia dini yang dilakukan secara terstruktur dan merata.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan bahwa Festival SenengMinton bukan sekadar agenda kompetisi, melainkan bagian dari strategi besar regenerasi atlet bulutangkis nasional.
“Pembinaan atlet adalah proses jangka panjang yang harus dimulai sejak usia dini. Festival SenengMinton menjadi sarana pengenalan bulutangkis yang mudah diterima anak-anak, menumbuhkan kecintaan terlebih dahulu sebelum masuk ke latihan yang lebih serius,” ujar Yoppy.
Menurutnya, metode berbasis permainan menjadi kunci agar anak-anak merasa dekat dengan olahraga, bukan terbebani oleh target prestasi sejak awal.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Tengah, Basri Yusuf. Ia menilai antusiasme peserta, guru, dan orang tua sepanjang festival menjadi sinyal positif bagi masa depan bulutangkis di daerah.
“Selama ini pembinaan identik dengan klub. Lewat Festival SenengMinton, kami bisa langsung menjangkau sekolah-sekolah. Ini langkah strategis untuk menyentuh akar rumput dan menjaga mata rantai regenerasi atlet tetap hidup,” kata Basri.
Ia berharap, pengalaman pertama anak-anak di festival ini dapat berlanjut ke kegiatan ekstrakurikuler sekolah hingga pembinaan klub.
Festival SenengMinton Magelang menerapkan sistem perorangan dengan penilaian berdasarkan catatan waktu tercepat. Setiap kategori usia menjalani rangkaian permainan yang dirancang khusus untuk melatih motorik, koordinasi, dan pengenalan teknik dasar bulutangkis.
Untuk kelas 3, terdapat lima rintangan utama: Service to Target, Shuttle Run, Pyramid Shuttlecock, Throwing The Shuttlecock, dan Zig Zag Run. Sementara kelas 1 dan 2 mengikuti seluruh rintangan kecuali Service to Target.
Anak-anak tampak antusias menyelesaikan tiap tantangan, berlari zigzag, menyusun shuttlecock berbentuk piramida, hingga melempar kok ke target yang semua dikemas layaknya permainan, bukan latihan formal.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR

