NEWS
Cilacap Dilanda Cuaca Ekstrem, 24 Desa Terdampak Banjir-Longsor
apakabar.co.id, JAKARTA - Sebanyak 24 desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilaporkan dilanda cuaca ekstrem sekaligus terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Sabtu (8/11) hingga Selasa (11/11).
Berdasarkan asesmen yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap sebanyak 14 desa di tujuh kecamatan terdampak banjir dan 10 desa di enam kecamatan terdampak tanah longsor.
“Hingga pagi ini (13/11), banjir masih terjadi di sejumlah wilayah Kecamatan Majenang dan Wanareja. Beberapa titik longsor juga ada di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, dan Majenang,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan seperti dilansir Antara, Kamis (13/11).
Ia mengatakan kejadian bencana tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, sedangkan taksiran nilai kerugian masih dalam penghitungan.
Lebih lanjut Budi mengatakan hingga Kamis (13/11) pagi petugas BPBD bersama aparat desa dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat di beberapa titik terdampak, termasuk memperkuat tanggul sementara di Sungai Citanduy, khususnya di wilayah Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan.
"Kemarin dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citanduy telah mengecek lokasi dan berencana untuk segera melakukan penanganan terhadap tanggul yang terkikis air tersebut," kata Budi.
Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Desa Rawaapu Bambang Wiantoro mengatakan hujan lebat yang terjadi sejak akhir pekan lalu berdampak terhadap peningkatan debit air Sungai Citanduy, ditambah dengan adanya banjir air pasangan atau rob yang masuk ke sungai di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat tersebut.
Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan tanggul Sungai Citanduy yang berada di wilayah Desa Rawaapu terkikis di sejumlah lokasi, namun air dari sungai tidak sampai masuk ke permukiman maupun menggenangi ruas Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) atau jalur pantai selatan.
Disinggung mengenai foto banjir dari Sungai Citanduy yang beredar melalui media sosial, dia memastikan genangan tersebut bukan di wilayah Rawaapu, melainkan Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
"Itu di Majingklak, sudah dekat muara, dan tanggulnya kecil. Kalau di Rawaapu masih aman, tidak sampai ke permukiman maupun mengenangi jalan," katanya.
Ia mengatakan warga Desa Rawaapu bersama petugas sejak Rabu (13/11) telah bergotong royong melakukan penanganan darurat untuk memperkuat tanggul yang sempat terkikis hampir 50 persen.
“Hari ini masih ada aktivitas pemasangan bambu dan karung (berisi pasir) untuk menahan gelombang," kata Bambang.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY


