EKBIS
ESDM: Pembangkit Listrik RI dari Energi Bersih 14,4 Persen
apakabar.co.id, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan dari 107 gigawatt (GW) pembangkit listrik di Indonesia, porsi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan atau energi bersih mencapai 14,4 persen atau sebesar 15,47 GW.
“Porsi pembangkit berbasis energi terbarukan mencapai 14,4 persen dan dari total angka tersebut, tenaga air masih menjadi tulang punggung dengan kontribusi lebih dari 7 persen,” ujar Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Tri Winarno dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Kamis (13/11).
Adapun komposisi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan Indonesia terdiri atas tenaga air sebesar 7,1 persen (7,57 GW), pembangkit listrik tenaga biomassa sebesar 3 persen (3,17 GW), pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 2,6 persen (2,74 GW).
Untuk pembangkit listrik tenaga surya sebesar 1,3 persen (1,37 GW), pembangkit listrik tenaga bayu sebesar 0,1 persen (sebesar 0,15 GW), dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan lainnya sekitar 0,3 persen (0,47 GW).
Menurut Tri, data tersebut menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang besar, namun masih memerlukan percepatan untuk dapat berdiri sejajar dengan negara-negara maju yang telah mengembangkan EBT.
“Struktur dalam sistem pembangkit kita masih menunjukkan ketergantungan kepada energi fosil, khususnya batu bara,” kata Tri.
Adapun komposisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara berada di angka 55,1 persen atau sebesar 59,07 GW.
Tri menjelaskan PLTU batu bara diperlukan sebagai pembangkit pemikul beban dasar (base load) yang beroperasi 24 jam sehari untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional.
Di sisi lain, Indonesia juga mengembangkan pembangkit berbahan bakar gas untuk menopang kebutuhan listrik di kota besar dan menjaga keandalan sistem, sebab karakteristiknya yang fleksibel dan mengikuti perubahan beban (load follower dan peaker).
Adapun kapasitas pembangkit listrik berbasis gas memiliki porsi sebesar 24,5 persen dari kapasitas terpasang nasional atau sebesar 26,28 GW. Kemudian, pembangkit listrik berbasis diesel memegang porsi sebesar 6 persen atau sekitar 6,41 GW.
“Dari kapasitas terpasang saat ini, sebetulnya 14,4 persen dari EBT yang saya sampaikan tadi masih relatif kecil,” kata Tri.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY

