NEWS
Golkar Bela Bahlil di Tengah Kritik Pemulihan Listrik Aceh
apakabar.coid, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Idrus Marham menanggapi kritik terhadap Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, terkait laporan pemulihan listrik tidak sesuai kondisi lapangan. Bahlil sebelumnya melaporkan kepada Presiden bahwa pemulihan listrik per 7–8 Desember telah mencapai 93–97 persen, namun fakta di lapangan baru sekitar 60 persen di 18 kabupaten/kota terdampak.
Idrus menegaskan bahwa laporan tersebut lahir dari kondisi bencana yang tidak normal sehingga proses verifikasi tidak bisa dilakukan seperti pada situasi biasa.
“Dalam merespon sesuatu itu kita harus dengan niat yang tulus, dan cara pandang harus sinkron antara situasi normal dan tidak normal,” katanya di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (12/12).
Ia menilai kerusakan infrastruktur, komunikasi yang terputus, hingga kondisi darurat membuat pengecekan data tidak bisa dilakukan secara berlapis seperti biasanya.
“Situasinya tidak normal. Jangan dipaksakan melihatnya dengan perspektif normal,” imbuhnya
Menurut Idrus, laporan yang diterima Bahlil adalah laporan teknis yang dalam kondisi normal tentu akan diverifikasi, dipertanyakan ulang, dan dicocokkan. Namun, kerusakan jaringan, robohnya tower-tower listrik, serta hambatan komunikasi membuat proses itu tidak memungkinkan. Ia menyebut Bahlil justru menunjukkan tanggung jawabnya dengan turun langsung ke lokasi bencana.
“Pak Bahlil berada di sana, memantau titik-titik rawan, memastikan kebutuhan dasar rakyat seperti listrik dan gas terpenuhi. Seluruh jajaran PLN, Pertamina, dan unit teknis dikerahkan,” ujarnya.
Menanggapi anggapan bahwa Bahlil telah berbohong kepada Presiden, Idrus menilai narasi itu tidak berdasar. Baginya, kesalahan penilaian muncul karena situasi yang tidak normal dilihat dengan ukuran normal.
“Cara kerja Pak Bahlil biasanya dicek semuanya. Tapi saat itu situasinya tidak normal, tidak sempat lagi melakukan verifikasi seperti biasa,” katanya.
Idrus meminta agar berbagai pihak tidak menjadikan bencana sebagai retorika untuk menyerang.
“Bukan cari-cari kesalahan, bukan mendiskreditkan, bukan menjadikan peristiwa tidak normal sebagai retorika politik,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Bahlil merespons kritik dengan tetap bekerja. “Yang penting kita ada di lapangan. Yang menilai adalah rakyat,” ujar Idrus, sembari menantang pihak yang menyoroti untuk turut hadir membantu masyarakat, bukan hanya memberi komentar dari Jakarta.
Menurutnya, hal yang perlu dilakukan saat ini adalah membantu sesama sebagai wujud solidaritas sosial, bukan memanfaatkan bencana untuk keuntungan politik praktis.
Idrus juga menyampaikan bahwa Bahlil telah menginstruksikan seluruh kader Golkar untuk turun langsung, termasuk memberikan arahan kepada Kementerian ATR/BPN agar kebijakan yang diambil benar-benar membantu masyarakat terdampak. Ia mencontohkan keputusan membebaskan biaya pengurusan tanah bagi warga di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai tindak lanjut nyata.
“Tidak hanya konsep, tidak hanya omon-omon, tetapi operasional di lapangan.”
Idrus mengatakan bahwa pemulihan cepat dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat adalah hal yang ingin dicapai. Ia menegaskan kembali pentingnya solidaritas sebagaimana disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Ini Indonesia, rumah kita bersama. Mari kita rawat dengan asas kekeluargaan dan gotong royong. Saling mendukung, bukan saling mencaci,” pungkasnya.
Editor:
ANDREY MICKO
ANDREY MICKO