LINGKUNGAN HIDUP
Menhut Siap Perkuat Diplomasi Hijau di COP30 di Brasil
apakabar.co.id, JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan siap untuk memperkuat diplomasi hijau pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP30 UNFCCC) di Belem, Brasil, 6-7 November 2025.
“Indonesia akan membawa pesan penting di COP30 bahwa hutan tropis adalah aset global yang harus dikelola secara adil dan berkelanjutan,” kata Menhut Raja Antoni dalam keterangannya, dikutip di Jakarta, Kamis (24/10).
Dalam forum tersebut, ia akan datang bersama Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo.
“Dalam forum ini, Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo akan menyampaikan national statement yang menegaskan komitmen Indonesia terhadap aksi iklim, transisi energi, dan target FOLU Net Sink 2030,” ujarnya.
Setelahnya, Raja Antoni juga akan melanjutkan agenda ke Sao Paulo untuk mengikuti Business Roundtable yang diselenggarakan oleh International Emissions Trading Association (IETA).
Dalam kesempatan tersebut, juga akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kehutanan Indonesia dan ICVCM (Integrity Council for the Voluntary Carbon Market) mengenai peningkatan transparansi dan kredibilitas mekanisme pasar karbon.
Adapun di Jakarta, Menhut Raja Antoni turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam penyambutan kenegaraan dan Pertemuan Bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Kepresidenan, hari ini.
“Pada hari ini saya turut mendampingi Bapak Presiden Prabowo penyambutan kenegaraan dan Pertemuan Bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Dalam waktu dekat, saya akan menghadiri beberapa agenda penting di Brasil terkait kerja sama kehutanan dan perubahan iklim,” ujarnya.
Adapun pada 4 November 2025 di Rio de Janeiro, Menhut Raja Antoni akan menghadiri undangan dari The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales dalam acara yang bertajuk "United for Wildlife Global Summit & High-Level Ministerial Roundtable".
Pertemuan ini akan membahas langkah bersama negara-negara dan lembaga internasional dalam memperkuat upaya aksi global terhadap kejahatan lingkungan dan peran masyarakat lokal, meliputi penebangan liar, penambangan liar dan perdagangan satwa liar.
“Kehadiran kami di forum ini menjadi bentuk dukungan terhadap kolaborasi global yang berkeadilan untuk melindungi satwa dan ekosistemnya,” jelasnya.
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY

