apakabar.co.id, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan input sarana dan prasaran produksi menjadi faktor strategis bagi peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia. Hal itu menjadi landasan menghadirkan ketahanan pangan berkelanjutan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan input produksi yang dimaksud di antaranya seperti pupuk, benih, obat-obatan, kualitas lahan, pengairan, tenaga kerja, alat mesin pertanian, hingga dukungan penyuluhan memiliki peran yang sangat terkait dengan tingkat produksi yang diharapkan.
“Kalau harga gabahnya itu baik, pupuk komersial akan lebih dibesarkan porsinya. Subsidi bisa subsidi in atau subsidi out, mana nanti kita biasa pilih. Tetapi ini sekarang sedang diupayakan bahwa pupuk itu komersial,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (21/2).
Tak hanya itu, salah satu kunci utama meningkatkan produksi pangan antara lain dengan pendetailan target produktivitas pertanian, pemanfaatan asuransi pertanian, pendetailan 26.000 Outlet Pupuk, pelaksanaan di lapangan oleh Pemerintah Daerah.
Termasuk dengan pemberian reward bagi Kepala Daerah, penerapan penanggung jawab wilayah dan gerakan penyuluh pertanian, hingga optimalisasi peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Terkait dengan pengembangan 26.000 Outlet Pupuk, penggunaan sistem digitalisasi akan memberikan kemudahan, sehingga bisa diketahui berapa stoknya di masing-masing outlet.
Menambah Porsi Pupuk Komersial
Sementara itu, ke depannya proporsi pupuk komersial akan dibesarkan dibandingkan dengan pupuk subsidi, mengingat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sudah semakin membaik.
Hal itu selaras dengan upaya penguatan produksi pangan di sisi hulu, kesinambungannya akan ditentukan oleh optimalisasi peran dan fungsi BUMN pangan di sisi hilir, sehingga terbangun model ekosistem pangan nasional yang mendukung program penguatan ketahanan pangan dan gizi untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.
“Produksi pangan di hulu itu penting, dan kita semua memikirkan hilirisasi produknya. Namun nanti ke depan sudah ada semua yang off take berasnya, sayurnya, ayamnya, ini sudah ada yang off take. Positifnya, hilirnya sudah siap,” ujar Arief.
Sementara itu, imbuh Arief, Kementerian Pertanian berfokus pada produksi. Sedangkan Bapanas bersama BUMN di bidang pangan akan menyiapkan storage.
“Jadi itu giat ekonominya nanti pertanian kita akan banyak nandur (tanam), otomatis pupuknya perlu, GPS (Grand Parent Stock), DOC (Day Old Chicken), susu sapi perah. Itu nanti giatnya akan luar biasa, tapi harus didetailkan satu per satu,” jelasnya.