1446
1446

BREAKING! Rupiah Sentuh Level Terendah Sejak Krisis 1998

Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing Dollarasia Money Changer, Jakarta, Kamis (25/4/2024). Foto: ANTARA

apakabar.co.id, JAKARTA – Nilai tukar rupiah semakin terpuruk. Pada Selasa (25/3) ini, rupiah anjlok hingga Rp 16.641 per dolar AS, level terlemah sejak krisis finansial Asia 1998.

Mata uang Indonesia terus mengalami tekanan di tengah kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal yang memburuk.

Sejak awal 2025, rupiah telah melemah lebih dari 3%, menjadikannya salah satu mata uang dengan performa terburuk di pasar negara berkembang.

Investor global mulai meragukan kebijakan ekonomi pemerintahan Prabowo Subianto, terutama program populis seperti makan siang gratis senilai US$ 30 miliar per tahun yang berisiko memperlebar defisit fiskal.

“Risiko fiskal yang meningkat dan arus keluar dana dari repatriasi dividen semakin menekan nilai tukar rupiah,” ujar Moh Siong Sim, ahli strategi di Bank of Singapore, dikutip dari Bloomberg.

Selain rupiah, pasar saham Indonesia juga ikut terpukul. Sejak Februari, investor asing menarik dana lebih dari US$ 2 miliar, menyebabkan IHSG memasuki fase bearish.

Obligasi pemerintah pun merosot, dengan selisih imbal hasil terhadap obligasi AS mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Di tengah gejolak ini, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuannya dan terus melakukan intervensi di pasar valas.

Pemerintah pun mewajibkan eksportir menahan pendapatan devisa di dalam negeri untuk menopang rupiah.

Selain itu, kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia yang melemah ikut menekan nilai tukar rupiah.

Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengatakan pelemahan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencerminkan ketidakpastian investor terhadap prospek ekonomi dalam negeri.

“Kepercayaan investor yang menurun di bursa saham turut memberi tekanan ke rupiah. Pesimisme pasar terhadap ekonomi nasional terlihat jelas dalam pergerakan indeks saham BEI,” ujarnya dikutip dari Antara.

Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah lebih dari 3% terhadap dolar AS, sementara indeks saham mengalami tekanan akibat keluarnya modal asing.

Kondisi ini diperparah oleh kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal pemerintah yang dinilai bisa memperlebar defisit anggaran.

Dengan situasi pasar yang masih tidak menentu, pelaku ekonomi kini menantikan langkah lanjutan dari Bank Indonesia dan pemerintah untuk menstabilkan rupiah dan meningkatkan kepercayaan investor.

77 kali dilihat, 77 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *