Ekonom Senior Ingatkan Pentingnya Sertifikasi Pengurus Kopdes Merah Putih

Foto ilustrasi koperasi. Foto via radarcirebon.com

apakabar.co.id, JAKARTA – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini mengingatkan pengurus Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih perlu dibekali dengan sertifikasi kompetensi agar menghasilkan managemen yang koperasi yang sehat.

Hal itu perlu dilakukan agar koperasi tidak lagi dikelola secara konvensional, melainkan agar koperasi dapat menjadi lembaga ekonomi yang modern, profesional, dan mampu memiliki daya saing tinggi.

“Urgensi sertifikasi bagi pengurus dan manajer koperasi merupakan faktor kunci keberhasilan program koperasi merah putih, sekaligus menjadi faktor krusial dan kritis, yang menentukan berhasil atau tidaknya program ini,” kata Didik dalam keterangan tertulis dikutip di Jakarta, Selasa (13/5).

Didik menerangkan sertifikasi kepada pengurus koperasi bukan hanya dilakukan sekadar formalitas, melainkan menjadi jaminan kompetensi pengurus koperasi. Sertifikasi tersebut menurutnya setelah melalui proses penilaian standar nasional yang mencakup aspek manajemen, keuangan, kepemimpinan, dan pelayanan anggota.

Keuntungan Sertifikasi Pengurus Koperasi

Dengan adanya sertifikasi pengurus, kata Didik, koperasi mendapatkan banyak keuntungan, pertama, meningkatkan kepercayaan anggota, mitra usaha, dan lembaga keuangan. Anggota percaya lembaganya diurus oleh orang yang profesional, yang ditandai oleh sertifikasi kompetensi.

Kedua, sertifikasi kompetensi dapat menjamin pengelolaan koperasi sesuai prinsip tata kelola yang baik (good cooperative governance). Ketiga, dengan adanya sertifikasi kompetensi dapat menghindari praktek manajemen yang buruk, penyalahgunaan keuangan, dan konflik internal.

Selain itu, jika ingin mengembangkan lebih jauh, sertifikasi tersebut akan mempermudah akses koperasi terhadap pendanaan dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya.

Baca juga: Menkop: Satu Kopdes Merah Putih Potensi Untung Rp1 Miliar/Tahun

Baca juga: Kelembagaan Kopdes Merah Putih Ditargetkan Tuntas Juli 2025

Menurut Didik, tanpa sertifikasi dan peningkatan kapasitas, pengurus, dan manajer akan kesulitan membuat pengembangan bisnis yang bankable, laporan keuangan yang akuntabel, dan strategi usaha yang berkelanjutan.

“Akibatnya Koperasi Merah Putih berisiko stagnan, bahkan gagal total,” ujar Didik yang juga Rektor Universitas Paramadina ini.

Tata kelola dari manajemen yang profesional dan tersertifikasi akan menjadi kunci sukses agar koperasi menghasilkan proposal usaha yang jelas dan layak. Karena itu, rencana usahanya harus disusun secara rinci dengan proyeksi arus kas, analisis pasar, risiko, dan strategi mitigasinya.

Koperasi dan Bisnis Franchaisce

Didik menyarankan cara mudah berbisnis koperasi pemula yakni dengan bermitra dengan menjalankan bisnis franchaisce dengan tinggal menjalankan bisnis induknya.

“Kebanyakan dilakukan para pengusaha besar dan konglomerat. Retail bisnis perdagangan ditransformasikan menjadi koperasi-koperasi di pedesaan yang lebih adil, ketimbang dimiliki oleh pribadi-pribadi,” ujarnya.

Baca juga: Zulhas: Kopdes Merah Putih Bisa Pangkas Rantai Tengkulak

Dengan begitu, imbuh Didik, koperasi pemula yang mendapatkan bantuan pemerintah mengelola bisnis yang mudah di awal dengan membangun kemitraan strategis dengan pelaku industri, UMKM, atau lembaga pelatihan untuk memperkuat jejaring bisnis dan daya tawar di mata bank.

“Koperasi Merah Putih adakan kebijakan yang baik namun tidak cukup hanya mengandalkan semangat gotong royong. Ia harus dibarengi dengan kapasitas manajerial yang tersertifikasi,” pungkasnya.

5 kali dilihat, 5 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *