apakabar.co.id, JAKARTA – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menerangkan kebijakan stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah belum sepenuhnya menjangkau kalangan kelas menengah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Badan Pengurus Pusat HIPMI, Anggawira menilai kelompok ini memiliki peran penting dalam menopang konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mereka adalah kelompok konsumtif sekaligus produktif. Mereka bekerja, membayar pajak, membangun bisnis, dan mendukung roda ekonomi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/6).
Baca juga: HIPMI: Bea Masuk Anti-Dumping Ciptakan Persaingan Sehat
Menurut dia, untuk mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah perlu merancang kebijakan afirmatif yang menyentuh langsung kelas menengah, tidak dalam bentuk bantuan langsung tunai tetapi melalui insentif yang bersifat produktif.
Tanpa keterlibatan aktif dari kelompok ini, ia khawatir pemulihan konsumsi akan stagnan dan tidak mencapai potensi optimal. Maka dari itu, HIPMI pun mengusulkan sejumlah stimulus yang dapat diarahkan ke kelas menengah.
Dia mengusulkan adanya potongan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi untuk segmen penghasilan menengah, subsidi bunga KPR untuk pembelian rumah pertama, serta insentif transportasi publik dan kendaraan listrik.
Selain itu, insentif pendidikan berupa voucher pelatihan dan dukungan biaya sekolah anak juga dinilai penting untuk menjaga daya beli sekaligus mendorong produktivitas jangka panjang.
Baca juga: Ngos-ngosan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen
Anggawira juga menyebut pentingnya stimulus berupa fasilitas pembiayaan usaha mikro dan rumah tangga produktif
“Dengan pendekatan seperti itu, konsumsi tidak hanya tumbuh jangka pendek tapi juga berdampak pada produktivitas dan investasi jangka panjang. HIPMI siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendesain program stimulus yang lebih inklusif dan berbasis kebutuhan lapangan,” jelasnya.
Meski demikian, HIPMI mengapresiasi langkah pemerintah dalam memberikan sejumlah insentif sebagai bentuk keberpihakan terhadap masyarakat serta upaya menjaga daya beli di tengah perlambatan ekonomi global.
“Ini langkah progresif yang patut diapresiasi, terutama karena dilakukan secara terintegrasi lintas sektor. Namun, kami menilai efektivitasnya sangat tergantung pada kecepatan realisasi dan seberapa dalam stimulus ini menyentuh sektor produktif, termasuk UMKM dan pelaku usaha lokal,” ujarnya.