apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara tegas meminta PT Pertamina (Persero) untuk mengimpor minyak dari Amerika Serikat (AS), meski terdapat tantangan logistik, distribusi, dan lain-lain.
Oleh karena itu, Bahlil menilai tidak ada alasan bagi Pertamina untuk tidak mengimpor bahan bakar minyak (BBM) maupun minyak mentah dari AS.
“Tidak ada alasan (tidak impor dari AS). Toh LPG juga kami impor dari Amerika Serikat,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (23/5).
Baca juga: Menteri ESDM: RI Berencana Kurangi Impor BBM dari Singapura
Pernyataan tersebut merespons Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri yang mengatakan Pertamina sedang mengkaji pengalihan porsi impor minyak bumi dan gas (migas) dari negara lain ke Amerika Serikat.
Dalam menindaklanjuti rencana peningkatan porsi impor migas dari Amerika Serikat, Simon menyampaikan rencana tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan teknis dan risiko, baik dari sisi logistik, distribusi, kesiapan infrastruktur, hingga aspek ekonomi untuk mitigasi risiko yang dapat mengganggu ketahanan energi nasional.
“Risiko utama adalah dari sisi jarak dan waktu pengiriman dari Amerika Serikat yang jauh lebih panjang, yaitu sekitar 40 hari dibandingkan sumber pasokan dari Timur Tengah ataupun negara Asia,” kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen Jakarta, Kamis (22/5).