1446
1446

Perajin Ambon Sulap Limbah Tulang Jadi Karya Seni

Perajin asal Negeri Laha, Kota Ambon , Jamaludin memanfaatkan limbah tulang ikan tuna untuk menghasilkan karya seni jam dinding. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Tulang ikan selama dianggap sebagai limbah makanan oleh sebagian orang. Namun di tangan Jamaluddin, perajin asal Negeri Laha, Kota Ambon, limbah tulang ikan tuna disulapnya menjadi karya seni yang bermanfaat.

Ide memanfaatkan limbah tulang ikan tuna menjadi karya seni tersebut bermula saat dia melihat tulang ikan berserakan di bibir Pantai Negeri Laha.

“Sehingga dipikirkan bagaimana cara memanfaatkan limbah tulang ikan sebagai karya yang bisa bermanfaat dan punya nilai ekonomis,” kata Jamaluddin di Ambon seperti dilansi Antara, dikutip Kamis (19/9).

Tulang-tulang ikan tuna yang dikumpulkan Jamaluddin tersebut kemudian dibersihkan dan dirangkai dengan alas kayu. Sampai kemudian membantuk rangkaian tali jam.

Baca juga: Ada Jokowi di Balik Dualisme Kadin

Baca juga: Ekonom Senior Sebut Dualisme Kadin Akibat Operasi Senyap Penguasa

Dari tulang ikan tuna dibuat jam dinding menggunakan sebanyak 300 tulang ikan, termasuk bagian tulang rusuk untuk jarum jam dan ekor tulang ikan sebagai pengait jam.

“Butuh waktu lima tahun untuk mengerjakan karya jam dinding ini, sebenarnya tidak begitu sulit hanya saja saya mengerjakan berdasarkan suasana hati,” katanya.

Ia menjelaskan tulang ikan yang dikumpulkan dapat dirangkai menjadi berbagai kerajinan yang bernilai tinggi dengan modal kesabaran dan ketekunan.

“Bukan hanya jam dinding tapi dapat diolah menjadi kerajinan lainnya, untuk jam dinding tulang ikan ini menjadi karya perdana saya, ” katanya.

Baca juga: 15 Juta Kendaraan Listrik Ditargetkan Beroperasi di Indonesia pada 2030

Jam dinding ini, kata Jamaluddin, dibuat dari bahan alami dan tidak membutuhkan biaya tambahan yang besar hanya dibutuhkan lem untuk merekatkan tulang ikan.

Selain itu, bagian lingkaran tempat jarum jam dibuat warna merah sesuai warna daging ikan, sementara bagian tali jam berwarna putih sesuai warna tulang ikan.

“Semua bahan terbuat dari tulang tuna berukuran besar, termasuk jarum jam dan pengait. Bagian tersulit adalah membuat jarum jam dari tulang ikan yang bengkok dibuat menjadi lurus,” ujarnya.

Ia menambahkan jam dinding dari tulang ikan sudah lima tahun lebih tidak ada tanda lapuk atau rusak. Jamaluddin ke depan juga ingin membuat karya lain dengan memanfaatkan bahan utama dari tulang ikan.

21 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *