1446
1446

Realisasi Diskon Listrik Januari-Februari 2025 Tembus Rp13,6 T

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan nilai realisasi sementara Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada Januari dan Februari lalu mencapai Rp13,6 triliun.

“Total realisasi sementara anggaran untuk pemberian diskon listrik sebesar Rp13,6 triliun,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawari di Jakarta, Selasa (25/3).

Berdasarkan catatan Sri, insentif tersebut telah dinikmati oleh 71,1 juta pelanggan pada Januari dan 64,8 juta pelanggan pada Februari.

Dampak dari program itu adalah turunnya inflasi harga diatur pemerintah (administered price), sehingga secara keseluruhan inflasi Indonesia terkendali pada angka yang rendah.

“Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat. Semoga dengan konsumsi masyarakat terjaga, momentum pertumbuhan ekonomi juga bisa terus berjalan,” ujarnya.

Baca juga: Defisit APBN: Masih Terkendali atau Mulai Berisiko?

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Februari 2025.

Menurut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, deflasi itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak deflasi tahunan terakhir tercatat pada Maret 2000.

Ia menjelaskan deflasi pada Februari 2025 sebagian besar dipengaruhi oleh diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pemakaian Januari dan Februari 2025 bagi pelanggan PLN dengan daya listrik 2.200 volt ampere (VA) atau lebih rendah yang termasuk dalam komponen harga diatur pemerintah.

Baca juga: Cegah Defisit Tak Melebar, Belanja Negara Perlu Dipotong

Komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 9,02 persen yoy, sehingga memberikan andil atau kontribusi terhadap nilai deflasi tahunan sebesar 1,77 persen.

Sedangkan dua komponen lainnya, yakni komponen inti dan komponen bergejolak (volatile), masih mengalami inflasi secara tahunan. Komponen inti, misalnya, masih mengalami inflasi sebesar 2,48 persen yoy.

Maka, meski secara keseluruhan ekonomi Indonesia mengalami deflasi, Amalia menyebut daya beli masyarakat masih relatif terjaga.

5 kali dilihat, 5 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *