apakabar.co.id, JAKARTA – Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengungkapkan Indonesia harus berani masuk kepada investasi energi baru terbarukan atau EBT.
Investasi EBT saat ini menurutnya masih tantangan yang sangat besar. Sebab, energi terbarukan merupakan investasi yang memiliki risiko tinggi. Karena itulah, menurutnya dibutuhkan teknologi dan investasi yang sangat besar dengan risiko yang tinggi.
“Dengan adanya situasi saat ini dan apalagi kita masuk ke dalam konsep Danantara yang merupakan konsep kemandirian berinvestasi kita, saya pikir dan ini juga memang sudah ditetapkan oleh Bapak Presiden RI, kita harus berani masuk kepada investasi energi terbarukan itu sendiri,” ujarnya di Jakarta, dikutip Jumat (28/2).
Baca juga: ESDM Optimis RI Mampu Beralih ke EBT
Todotua menerangkan saat ini bidang energi panas bumi atau geothermal di Indonesia memiliki cadangan terbesar kedua di dunia. Sebab, hampir sebagian besar wilayah Indonesia dilalui oleh garis gunung berapi.
Sedangkan mengenai energi baru dan terbarukan, total potensialnya yang menjadi target Indonesia ke depan adalah sebesar 3.700 gigawatt. Di sisi lain, realisasi capaian tersebut masih sangat rendah.
Dari total potensi tersebut, Indonesia baru memanfaatkan sebesar 14,4 gigawatt atau setara 0,39 persen dari total potensi 3.700 gigawatt.
“Ini memang adalah suatu tantangan atau potensi yang sangat besar untuk kita masuk serius pengelolaannya ke depan. Apalagi ke depan tren kondisional saat ini dan ke depan memang isu masuk kepada energi terbarukan ini adalah is a must (wajib),” katanya.