Wow! Separuh Pasar Sawit Dunia Dikuasai Indonesia

Konferensi Pers usai Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019-2024 di Jakarta, Kamis (28/3/2024). Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan 54 persen ekspor kelapa sawit dunia dikuasai oleh Indonesia.

Adapun pada 2023 total produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 56 juta ton dengan realisasi ekspor yang menembus 26,33 juta ton.

“Indonesia adalah produsen sawit terbesar dunia, produksinya 56 juta ton, ekspornya 26,33 juta ton dan mengisi 54 persen pasar dunia,” ujar Airlangga saat Rapat Koordinasi Nasional Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019–2024, Jakarta, Kami (28/3).

Menurut Airlangga, kelapa sawit menjadi komoditas strategis bagi Indonesia. Tahun lalu, nilai ekspor kelapa sawit mencapai Rp28,45 miliar atau mendekati 12 persen dari ekspor non migas.

Selain itu, industri kelapa sawit turut berkontribusi terhadap sektor tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung sebesar 16,2 juta orang.

“Kelapa sawit juga merupakan penggerak perekonomian di wilayah penghasil kelapa sawit dan memberikan kemajuan di pedesaan maupun mengurangi tingkat kemiskinan,” jelasnya,

Lebih lanjut, pihaknya terus mengembangkan hilirisasi kelapa sawit yang tak hanya terkonsentrasi pada ekspor bahan baku, melainkan hingga menghasilkan produk jadi dengan nilai yang lebih tinggi.

Dalam sambutannya, dia memberikan contoh industri kelapa sawit yang saat ini tengah mengembangkan biodiesel B40 sebagai alternatif bahan bakar yang berkelanjutan.

Di samping itu, Menko Airlangga menambahkan, pihaknya saat ini berfokus menciptakan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dengan berbagai upaya.

Contohnya melalui berbagai kebijakan antara lain sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Peraturan Presiden tentang ISPO bertujuan untuk mengakselerasi sertifikasi berkelanjutan untuk usaha skala besar serta perkebunan sawit.

“Peraturan Presiden telah direvisi dan ISPO itu juga mencakup ketertelusuran dari rantai pasok minyak sawit dengan menguatkan konsep hilirisasi,” ujarnya.

10 kali dilihat, 1 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *