LIFESTYLE

Fokus Mata Mulai Menurun Saat Bekerja? Waspadai Tanda Awal Perubahan Penglihatan

Fokus Mata Mulai Menurun Saat Bekerja? Waspadai Tanda Awal Perubahan Penglihatan. Foto: ist.
Fokus Mata Mulai Menurun Saat Bekerja? Waspadai Tanda Awal Perubahan Penglihatan. Foto: ist.
apakabar.co.id, JAKARTA - Di tengah meningkatnya aktivitas digital di tempat kerja, para profesional kini menghabiskan rata-rata lebih dari 8 hingga 10 jam per hari menatap layar komputer, tablet, atau ponsel.

Namun di balik produktivitas tinggi itu, tanpa disadari banyak di antara mereka mulai mengalami penurunan kemampuan fokus mata, terutama saat melihat objek dekat.

Perubahan ini kerap muncul ketika seseorang memasuki usia pertengahan 30 hingga awal 40 tahun.

Kondisi tersebut dikenal sebagai presbiopia dini atau pre-presbiopia — tanda awal berkurangnya kemampuan mata untuk beradaptasi dari penglihatan jauh ke dekat.

Meski merupakan proses alami, banyak orang mengabaikannya karena mengira hanya kelelahan atau efek lembur.

“Tanpa disadari, bisa jadi kita sudah mulai mengalami tanda-tanda awal perubahan penglihatan, atau bahkan orang terdekat kita yang mengalaminya,” ujar Dodi Rukminto, Managing Director HOYA Lens Indonesia,  produsen lensa asal Jepang dalam keterangannya, Jumat (10/10).

Menurutnya, indikasi itu biasanya ditandai dengan tulisan di handphone yang mulai tampak buram, atau mata yang cepat lelah setelah lama menatap layar. 

Namun, kata dia, banyak yang tidak menyadarinya, atau enggan memakai kacamata karena takut terlihat ‘tua’.

“Padahal, mata yang lelah dan tidak fokus dapat berdampak langsung pada konsentrasi, produktivitas, dan kualitas kerja,” imbuhnya.

Momentum World Sight Day: Cintai Matamu di Tempat Kerja


Fenomena penurunan kemampuan fokus ini menjadi sorotan dalam peringatan World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia tahun ini.

Dengan tema global “Love Your Eyes at Work”, kampanye ini mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mata di lingkungan kerja.

Hal ini terutama bagi mereka yang setiap hari bergantung pada penglihatan untuk berprestasi dan memenuhi tuntutan profesional.

Fakta di lapangan menunjukkan, kelompok usia 35–45 tahun sering kali kesulitan menemukan solusi penglihatan yang tepat. 

Kacamata minus hanya membantu penglihatan jauh, kacamata baca hanya efektif untuk jarak dekat, sementara lensa progresif kerap dianggap terlalu kompleks bagi mereka yang baru mulai mengalami perubahan fokus.

Akibatnya, banyak profesional muda memilih menunda penggunaan alat bantu penglihatan meski kualitas penglihatannya sudah menurun. 

Penundaan ini justru dapat memicu kelelahan mata kronis dan menurunkan produktivitas kerja.

Inovasi untuk Profesional Produktif


Melihat kesenjangan tersebut, HOYA Vision Care berupaya memahami kebutuhan penglihatan di era digital. 

Perusahaan ini tengah menyiapkan lensa kacamata inovatif yang dirancang khusus bagi generasi profesional aktif usia 35–45 tahun.

Ini guna membantu mereka tetap fokus, nyaman, dan percaya diri sepanjang hari kerja.

Dodi menyebut, kelompok usia ini berada di puncak karier dan memiliki gaya hidup dinamis. 

“Mereka membutuhkan solusi penglihatan yang tidak hanya membantu melihat jelas, tetapi juga mendukung performa dan kenyamanan dalam berbagai aktivitas,” kata Dodi.

Langkah Sederhana untuk Mata Sehat


Menjelang peluncuran inovasi tersebut, HOYA mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan momentum World Sight Day sebagai awal perubahan sederhana namun penting — yakni memeriksakan mata secara rutin dan berkonsultasi dengan ahli optik.

Pemeriksaan berkala membantu mendeteksi lebih dini perubahan penglihatan dan menentukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.

Masyarakat dapat memeriksakan mata di optik rekanan HOYA yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Daftar lengkapnya dapat diakses melalui situs resmi www.hoyavision.com/id.

Karena, seperti disampaikan Dodi Rukminto, “Mata yang sehat bukan hanya soal melihat dengan jelas, tapi juga tentang menjaga performa, kenyamanan, dan kualitas hidup di usia produktif.”