Flash, News  

AHY: Indonesia Harus Jadi Pemersatu Dunia

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seusai meninjau Stasiun Pasar Senen Jakarta, Jumat (28/3/2025). Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Indonesia harus menjadi pemersatu bagi negara-negara di dunia yang semakin terfragmentasi karena kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).

AHY menerangkan dampak dari kebijakan Presiden AS Donald Trump dengan menaikan tarif impor bukan hanya mengguncang sistem perdagangan, melainkan juga berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dunia.

“Asia Pasifik akan menjadi panggung utama dalam dinamika global terkini,” katanya di Jakarta dalam diskusi bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global di Jakarta, Minggu (14/4).

Baca juga: Efek Tarif Trump, DEN: RI Perlu Juga Negosiasi dengan China

AHY mengatakan saat ini kekuatan besar dunia saling mencurigai. Di sisi lain Indonesia harus mulai membangun kepercayaan. Termasuk ketika dunia mengedepankan kepentingan sempit, Indonesia harus menawarkan kerja sama luas.

“Inilah jalan menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya.

Ia menyebutkan ada dua kemungkinan yang bisa terjadi setelah adanya kebijakan AS, yakni negara-negara akan tunduk kepada dominasi ekonomi AS, atau negara-negara memilih untuk berhadapan dengan AS dengan menciptakan aliansi-aliansi baru.

Baca juga: Menko AHY Optimis Perekonomian RI Tumbuh

Jika negara-negara memilih untuk berhadapan, dia menilai dunia akan terdorong ke arah fragmentasi blok ekonomi politik baru. Aliansi-aliansi yang baru itu, bisa berkembang menjadi kutub kekuatan yang saling bersaing, tidak hanya perdagangan, tetapi juga pengaruh militer.

“Polarisasi ini bisa memperparah konflik regional yang ada,” kata Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tersebut.

AHY mengapresiasi dan mendukung langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang mengirim diplomat ke Washington, D.C., Amerika Serikat, untuk berdialog mengenai kebijakan Trump itu, sekaligus membangun komunikasi dengan pemimpin-pemimpin negara di ASEAN.

“Ini wajah diplomasi adaptif, diplomasi yang tidak reaktif, tetapi juga tidak pasif,” katanya.

Baca juga: Perintah Prabowo, Menko AHY Bakal Evaluasi PSN

Untuk itu, dia mengajak agar Indonesia menjadi jembatan untuk mengubah krisis menjadi peluang. Momentum ini bisa mendorong transformasi ekonomi dengan mempercepat hilirisasi dan digitalisasi hingga mewujudkan ekonomi hijau sekaligus ekonomi terbarukan.

“Ketika ketakutan menyebar, mari kita hadirkan harapan. Dunia tidak hanya butuh pemimpin yang kuat, tetapi juga pemimpin yang bisa menyatukan,” pungkasnya.

4 kali dilihat, 4 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *