Flash, News  

Guru Banjar Indah di Mata Wali Kota: Penerang Akhlak Guru Sekumpul

Guru Banjar Indah telah tiada. Namun amalannya terus dikenang khalayak.

Guru Banjar Indah semasa muda (kiri). Foto: Istimewa

apakabar.co.id, BANJARMASIN – Wali Kota Ibnu Sina merasa begitu kehilangan sosok Tuan Guru Saifuddin Zuhri. Dari Guru Banjar Indah-lah cerita mengenai akhlak ulama-ulama karismatik Kalsel bermuara.

“Kita semua kehilangan. Beliau selama ini banyak sekali memberikan kita semua pencerahan semua,” jelas Ibnu kepada apakabar.co.id, Minggu malam (7/4).

Guru Saifuddin juga dikenal sebagai Guru Banjar Indah atau Guru Pal (Km) 5. Sapaan itu merujuk ke lokasi majelis taklim Bani Ismail.

14 tahun berdiri, semula majelis tersebut hanya diikuti oleh kalangan terbatas saja. Namun kini jemaahnya sudah mencapai kurang lebih 5 ribu jemaah laki–laki dan kurang lebih 3000 perempuan.

Jadwal Majelis Taklim Bani Ismail diadakan setiap malam Jum’at untuk jemaah laki-laki pukul 20.30–22.30 Wita. Sedang jemaah wanita dijadwalkan pada hari Sabtu.

Sederet kitab dikaji. Yaitu Minhajul Abidin (Kitab Tasawuf) karangan Imam Ghazali, Kifayatul Atqiya’wa Minhajul Ashfiya karangan Sayyid Bakri al-Makki Ibnu Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, Sirajut Thabilin karangan Syekh Ihsan ibn Dahlan al-Jamfasi al-Kadiri al-Jawi serta kitab Al-anwar al-Muhammadiyyah min al-Mawahib al-laduniyyah.

Setiap pengajian digelar, Banjar Indah tak ubahnya lautan manusia. Mereka rela mengular demi mendengarkan ceramah Guru Banjar Indah.

“Beliau sangat dicintai jemaah,” jelas Ibnu Sina.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kabarin Lah! (@kabarinlahh)

Ibnu tak jarang bertemu langsung dengan Guru Banjar Indah. Khususnya ketika perhelatan haul atau majelis keagamaan.

“Paling spesial dari beliau itu adalah kisah-kisah pengalaman beliau saat bersama Guru Sekumpul dan tuan tuan guru lain,” jelas wali kota dua periode ini.

Dari Guru Udin-lah jemaah yang hanya mendengar -terutama Gen Z- dan belum pernah bertemu langsung dengan Guru Sekumpul mendapat cerita mengenai kemuliaan akhlaknya. Termasuk juga cerita mengenai keutamaan Guru Zuhdi.

“Itulah yang membuat kita merasa kehilangan dengan Guru Saifuddin Zuhri ini,” jelas Ibnu.

Guru Udin berpulang di usia 71 tahun di RS Sultan Agung Banjarbaru, Minggu (7/4) pagi tadi. Raganya telah tiada, namun amalannya masih terpatri di ingatan para jemaah tercinta. Terutama tentang akhlak atau kebaikan-kebaikan kepada manusia.

“Beliau mengajarkan kami agar lebih santun dan ramah kepada siapa saja yaitu umatnya Nabi Muhammad SAW. Agar kita tidak kasar, sehingga hati menjadi lembut. Artinya, menjaga perkataan kita,” ungkap salah satu jemaah, Ridjani kepada apakabar.co.id, Minggu (7/4) sore.

331 kali dilihat, 3 kunjungan hari ini
Editor: Fahriadi Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *