apakabar.co.id, KARANGANYAR – Presiden Jokowi meninjau program pompanisasi di Dukuh Sangiran, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (19/6) siang.
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, beserta PJ Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.
Dalam kesempatan tersebut Presiden sempat mengecek operasional pompa dan turun ke sawah untuk berbincang dengan petani.
“Ini pompanisasi tidak hanya di Jawa Tengah di Karanganyar aja. Tapi di semua provinsi yang kita perkirakan nanti di bulan Juli, Agustus, September, Oktober akan terjadi kekeringan yang panjang,” ungkapnya usai melakukan peninjauan.
Presiden kemudian memberikan contoh bahwa di Jawa Tengah sendiri target untuk produksi padi petani sekitar 9,8 juta ton.
“Dengan pompanisasi ini kita ingin ada tambahan 1,3 juta ton ndak banyak,” imbuhnya.
Di Jawa Tengah sendiri sudah didatangkan pompa. Kemudian diterima di provinsi dan di kodam sekitar 4.300 pompa. Baik yang Pknya 8,5 PK maupun yang 18 PK.
“Saya harapkan terjadinya kekeringan panjang yang sudah kita perkirakan lewat BMKG bisa di tutup dengan pengelolaan air seperti ini. Water manajemen sangat penting sekali,” tegasnya.
Dijelaskan Presiden pompanisasi dapat diambil dan ditarik dari sungai. Kemudian pompanisasi juga dapat ditarik dari air tanah. Lalu ketiga diambil dari sungai, selanjutnya masuk ke irigasi teknis yang ada
“Hujan buatan di akhir-akhir musim juga akan kita maksimalkan. Ini juga dalam rangka agar impor kita tidak semakin membesar. Sehingga kita harapkan panen maksimal itu tidak hanya di tahun tanam pertama. Tapi taun tanam kedua tetap, tahun tanam ketiga juga tetap sama,” pungkasnya.
