apakabar.co.id, CIANJUR – Wakil Bupati Cianjur TB Mulyana Syahrudin blusukan menyisir warga korban gempa bumi Cianjur yang masih tinggal di tenda pengungsian. Kunjungan ke lokasi pengungsian dilakukan pada Rabu (24/4) di Kecamatan Cugenang tepatnya di tiga desa yaitu Desa Talaga, Desa Benjot dan Gasol.
Wakil Bupati TB Mulyana menjelaskan, hingga saat ini masih banyak warga yang tinggal di tenda pengungsian. Mereka masih menunggu proses pencairan dana bantuan sosial dari pemerintah.
“Ternyata masih banyak warga yang berada di tenda pengungsian. Tentu ini menjadi keprihatinan kita dan semua warga Cianjur,” tutur TB Mulyana, Rabu (24/4).
Pada saat melakukan penyisiran ke tenda pengungsian, wakil bupati menemukan dua bayi yang tinggal di sana. Kata Mulyana, bayi tersebut berusia dua bulan dan empat bulan.
“Hari ini saya berkeliling di tiga Desa di Cugenang dan saya temukan ada bayi yang dilahirkan di tenda. Saat ini juga masih tinggal di tenda. Untuk kesehatannya, nampaknya kedua bayi sehat dan katanya sudah ada dari puskesmas mengunjungi untuk mengontrol kesehatannya,” jelas Mulyana.
Mendapati hal itu, Mulyana mengaku sangat prihatin. Ia tidak menyangka masih ada warganya yang tinggal di tenda pengungsian. Karena itu ia berharap bantuan dari pemerintah untuk pembangunan rumah bisa segera dicairkan.
“Kalau sudah cair, warga yang masih berada di tenda bisa tinggal di rumah layak, seperti pada saat sebelum terjadi gempa,” terangmya.
TB Mulyana menegaskan, bantuan yang diberikan kepada korban yang masih tinggal di dalam tenda pengungsian bukan dari anggaran pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Cianjur melainkan dari kantong pribadinya.
“Saya tegaskan ini bukan bantuan dari Pemda Cianjur, melainkan ini bantuan dari dari saya ala kadarnya dan bantuan dari para relawan,” ungkapnya.
Salah satu korban bencana gempa bumi Cianjur yang masih tinggal di tenda, Usuf (64) mengungkapkan, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan bantuan untuk membangun rumah. Itu sebabnya ia memilih tinggal di tenda.
“Kalau siang panas, kalau malam dingin. Kalau hujan takut angin, takut roboh terpalnya. Saya sama keluarga masih bersabar tinggal di tenda meskipun di kampung ini semuanya sudah beres, tinggal saya sendiri,” jelasnya..