LINGKUNGAN HIDUP
Sulap Limbah Jadi Sabun, Inovasi Warga di Balikpapan Suburkan Tanah
apakabar.co.id, JAKARTA - Ketua Penggerak Program Kampung Iklim (Proklim) Sepinggan, Balikpapan, Abdul Rahman, mengembangkan sabun organik dari limbah buah yang justru bisa menyuburkan tanah.
"Sabun ini terbuat dari alam dan kembali ke alam sehingga air bekas cucian justru membuat tanah menjadi subur dan tidak mencemari selokan," katanya.
Produk ini murni organik, tanpa campuran bahan kimia. Sabun cair tersebut bisa dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti mengepel, mencuci baju, dan membersihkan peralatan makan.
Ia menjelaskan cairan pembersih ini tetap efektif menghilangkan noda meski tidak menghasilkan banyak busa seperti sabun konvensional. Aroma fermentasi menandakan adanya alkohol alami yang berfungsi sebagai disinfektan.
Sabun yang dikenal sebagai eko enzim ini membutuhkan proses fermentasi tiga bulan. Bahan bakunya berasal dari sampah organik rumah tangga seperti sisa kulit buah dan dedaunan kering.
Rahman mulai mengembangkan produk ini setelah mengikuti pelatihan daring dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada masa pandemi 2020. KLHK kemudian memberikan sertifikat pengakuan Program Kampung Iklim kepada Rahman pada 2021.
Penggunaan sabun organik menjadi poin penting penilaian mitigasi perubahan iklim berbasis masyarakat. Cairan eko enzim yang rutin digunakan di saluran pembuangan juga mampu menghilangkan bau tidak sedap di permukiman.
"Produk ini juga sangat aman bagi kesehatan tubuh manusia karena tidak menimbulkan iritasi. Saya dan keluarga pakai ini setiap hari," ujarnya.
Selain membuat sabun, kelompok penggerak lingkungan di Sepinggan juga mengolah limbah plastik pantai menjadi paving block. Saat ini sabun organik hanya bisa dipesan langsung dari pengelola.
Ketua Penggerak Program Kampung 
Editor:
BETHRIQ KINDY ARRAZY
BETHRIQ KINDY ARRAZY