LIFESTYLE

DigiComP, Inovasi Siswa SMAN 3 Bogor Wujudkan Etika Digital Remaja

Tim siswa SMA Negeri 3 Kota Bogor berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dengan meraih Juara 3 Terbaik Indonesia dalam kompetisi ide inovatif yang diselenggarakan oleh Yayasan Sekolah BPK Penabur.
Tim siswa SMA Negeri Kota 3 Bogor berhasil menorehkan gelar juara 3 terbaik-Indonesia dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sekolah BPK Penabur. Foto: Istimewa untuk apakabar.co.id
Tim siswa SMA Negeri Kota 3 Bogor berhasil menorehkan gelar juara 3 terbaik-Indonesia dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sekolah BPK Penabur. Foto: Istimewa untuk apakabar.co.id
apakabar.co.id, JAKARTA - Tim siswa SMA Negeri 3 Kota Bogor berhasil menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional dengan meraih Juara 3 Terbaik Indonesia dalam kompetisi ide inovatif yang diselenggarakan oleh Yayasan Sekolah BPK Penabur. Melalui gagasan berjudul Digital Compass Platform (DigiComP), mereka menawarkan solusi cerdas untuk mendidik dan menanamkan etika digital di kalangan remaja Jawa Barat.

Gagasan ini dinilai unggul karena mengangkat isu yang sangat relevan di tengah derasnya arus digitalisasi. Sebagai bentuk apresiasi, tim yang dipimpin oleh Adli Firlian Ilmi ini menerima bantuan pendanaan dari Yayasan BPK Penabur. Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan dan merealisasikan DigiComP agar dapat diterapkan secara lebih luas.

Proyek DigiComP lahir dari keprihatinan terhadap perubahan perilaku sosial akibat perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, khususnya di kalangan remaja. Berdasarkan data, remaja di Jawa Barat rata-rata menghabiskan tiga jam per hari di media sosial, dengan 78 persen di antaranya sering menggunakan bahasa kurang sopan. 

Selain itu, 63 persen remaja melaporkan dampak negatif dari penggunaan media sosial berlebihan terhadap kesehatan mental mereka.

Platform seperti Instagram dan TikTok, yang menjadi favorit remaja Indonesia dengan total 103 juta pengguna, sering kali menjadi sumber penyebaran konten negatif dan perilaku yang tidak etis. Dari sinilah muncul gagasan DigiComP — sebuah platform edukasi berbasis media sosial yang dirancang holistik, partisipatif, dan berbasis bukti ilmiah.

DigiComP tidak sekadar menjadi wadah informasi, tetapi juga ruang interaksi aktif untuk membentuk budaya etika digital. Programnya meliputi: kampanye edukasi tentang pentingnya etika digital, diskusi daring seputar perlindungan data dan perilaku bertanggung jawab di dunia maya dan cerita pengguna (stories) yang mengajak remaja berdialog dan berbagi pengalaman positif.

Gagasan ini didukung oleh hasil survei terhadap 2.700 remaja di Jawa Barat dan sekitarnya, yang menjadi dasar dalam merancang fitur dan konten edukatif di platform tersebut.

Ketua Yayasan BPK Penabur Kota Bogor, Andi Supriyana, menilai ide ini sebagai terobosan besar dalam dunia pendidikan dan media sosial.

“Proyek ini mengubah media sosial dari sumber potensi masalah menjadi kompas etika yang menanamkan empati, tanggung jawab, dan kesadaran kritis pada generasi muda,” ujar Andi di Bogor, Selasa (14/10).

Meski diakui masih memiliki keterbatasan, seperti ukuran sampel survei yang terbatas dan ketergantungan pada satu platform, DigiComP memiliki peluang besar untuk berkembang. Apalagi, isu seperti cyberbullying (69%) dan kecanduan media sosial (36%) menjadi tantangan nyata yang perlu solusi kreatif.

Manfaat DigiComP mencakup pembentukan budaya etika digital di lingkungan sekolah, penguatan identitas sekolah sebagai pelopor literasi digital berkarakter, serta penciptaan ekosistem sosial yang sehat di masyarakat.

“Dengan dukungan pendanaan dari Yayasan BPK Penabur, kami siap merealisasikan DigiComP untuk menciptakan remaja yang bijak di era digital,” ungkap Adli Firlian Ilmi.

Dalam jangka panjang, DigiComP diharapkan dapat menjadi model nasional dalam membangun generasi Digital-Ethic Oriented — generasi muda yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga bijak, beretika, dan bertanggung jawab di dunia maya.