SPORT
PON Bela Diri 2025 Jadi Ajang Persiapan Atlet Ju-jitsu Indonesia Jelang SEA Games di Thailand
apakabar.co.id, JAKARTA – Sebanyak 154 atlet Ju-Jitsu dari 17 provinsi bersaing ketat pada PON Bela Diri Kudus 2025 yang berlangsung di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah, 24-26 Oktober ini.
Dalam 15 nomor yang dipertandingkan, ajang itu juga membuka peluang besar bagi atlet ju-jitsu Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
PON Bela Diri Kudus bukan hanya sekadar kejuaraan, tetapi juga menjadi batu loncatan bagi atlet-atlet ju-jitsu Indonesia yang ingin berprestasi di tingkat internasional, termasuk SEA Games 2025 yang akan digelar di Thailand pada Desember mendatang.
Ketua Umum Pengurus Besar Ju-jitsu Indonesia (PBJI), Dedy Triharjanto, menyampaikan bahwa event ini adalah "hadiah besar" bagi perkembangan olahraga ju-jitsu di Indonesia.
"KONI Pusat memberikan kami kesempatan luar biasa dengan 15 nomor pertandingan di PON kali ini. Ini adalah peluang bagi atlet-atlet ju-jitsu di seluruh Indonesia untuk tampil di panggung yang lebih besar," ujar Dedy.
Dedy menegaskan bahwa PON Bela Diri Kudus 2025 bukan sekadar ajang bertarung, tetapi juga kesempatan emas dalam seleksi dan pembinaan atlet ju-jitsu nasional.
"Event ini sangat vital dalam mempersiapkan para atlet untuk ajang internasional, termasuk SEA Games di Thailand. Kami berharap atlet ju-jitsu Indonesia bisa lebih banyak lagi tampil di ajang internasional, bahkan mengukir prestasi yang lebih tinggi," tambahnya.
Selain persaingan di tingkat nasional, PON ini juga membawa dampak positif bagi perkembangan cabang olahraga ju-jitsu di daerah. Dedy mengungkapkan bahwa dua provinsi baru telah berhasil membentuk kepengurusan dan mengirimkan atlet mereka ke Kudus.
"PBJI sudah ada di 25 provinsi, dan kami optimistis akan ada lebih banyak provinsi yang mengikuti jejak ini," ungkap Dedy dengan penuh keyakinan.
Sebagai seni bela diri yang sudah ada sejak 230 SM, ju-jitsu masuk ke Indonesia pada era penjajahan Jepang pada 1940-an. Sejak saat itu, ju-jitsu tradisional berkembang pesat, hingga beradaptasi dengan gaya Brazilian ju-jitsu di era 2000-an.
PBJI hadir untuk menyatukan seluruh aliran ju-jitsu, baik tradisional maupun Brazilian, dalam satu wadah yang terus berkembang hingga saat ini.
Meski tergolong organisasi muda, PBJI yang resmi berdiri pada 2017 telah mencatatkan sejumlah prestasi gemilang, termasuk tampil dua kali di Asian Games, tiga kali di SEA Games, serta sekali di PON dan Asian Youth Games.
"PBJI memang baru berdiri beberapa tahun, tetapi kiprahnya sudah sangat berarti. Kami merasa bangga menjadi bagian dari sejarah ju-jitsu Indonesia," ujar Dedy.
Dalam kesempatan yang sama, Dedy mengapresiasi kesuksesan penyelenggaraan PON Bela Diri Kudus 2025, yang tak hanya memberikan ruang bagi atlet untuk unjuk gigi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ju-jitsu di tanah air.
"Kami berterima kasih kepada KONI Pusat yang telah mendukung penuh suksesnya event ini. Semoga melalui PON ini, kami bisa melahirkan atlet-atlet ju-jitsu yang siap bersaing di level internasional," ungkap Dedy.
Editor:
RAIKHUL AMAR
RAIKHUL AMAR

