Apindo Ingin Pastikan Arah Kebijakan Tidak Top-Down

Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani (ketiga dari kanan). Foto: Antara

apakabar.co.id, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ingin memastikan bahwa perumusan arah kebijakan nasional tidak lagi top-down melainkan berbasis pada realitas pelaku usaha di lapangan melalui Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) ke-34 pada 4-6 Agustus 2025.

Dalam semangat Indonesia Incorporated yang diusung sebagai tema, Apindo menegaskan bahwa dunia usaha siap menjadi mitra aktif dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, efisien, dan berdaya saing global.

“Ini adalah kesempatan kita untuk mengonsolidasikan sesama para pelaku usaha nasional tidak hanya Jakarta tapi seluruh Indonesia dari berbagai provinsi di Indonesia, kita bersama-sama melihat tidak hanya tantangan tapi peluang-peluang ke depan,” kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (30/7).

Baca juga: Apindo Peringatkan Lampu Kuning Perekonomian RI

Apindo mencatat bahwa dunia usaha nasional saat ini berada dalam kondisi yang sangat menantang. Industri padat karya tengah berada di persimpangan jalan. Apabila tidak diberi perlindungan dan insentif yang cukup, Indonesia berpotensi kehilangan sektor yang selama ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Meski begitu, dunia usaha tetap menunjukkan harapan di tengah tekanan ekonomi domestik yang melemah, ketidakpastian arah kebijakan, hingga gejolak eksternal.

Hal itu tercermin dari capaian realisasi investasi pada triwulan II-2025 yang mencapai Rp477,7 triliun, meningkat dari triwulan I sebesar Rp465,2 triliun.

Secara kumulatif, sepanjang semester I-2025, total investasi telah mencapai Rp942,9 triliun atau 49,5 persen dari target tahun 2025, dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 1,2 juta orang.

Baca juga: Tarif Trump 32 Persen, Apindo: Masih Ada Peluang Diplomasi

Sebaran investasi yang relatif merata antara Jawa (49,5 persen) dan luar Jawa (50,5 persen) juga menunjukkan bahwa geliat ekonomi tidak hanya terpusat di wilayah tertentu.

Dalam situasi penuh tekanan, Shinta menyampaikan bahwa dunia usaha tidak cukup hanya menjadi penonton atau pelaksana kebijakan. Ia menekankan, pelaku usaha harus menjadi mitra aktif pemerintah dalam menyelesaikan tantangan nasional.

“Rakerkonas ke-34 ini menjadi ruang konsolidasi strategis antara pelaku usaha nasional dan daerah, serta ajang dialog yang solutif dengan pemerintah agar Indonesia benar-benar siap menjemput visi Indonesia Emas 2045. Inilah semangat Indonesia Incorporated yang terus kami dorong,” pungkasnya.

10 kali dilihat, 10 kunjungan hari ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *