apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya pemetaan risiko dan pengaturan yang tepat terkait penyelenggaraan bursa kerja (job fair).
Hal ini menyusul job fair yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Gedung Convention Center President University, Jababeka, Cikarang Utara, Selasa (27/5), diwarnai kericuhan sesama pencari kerja.
“Kami evaluasi itu. (Lebih baik bagi penyelenggara untuk) Manage dari awal, bisa memetakan risiko. Kita akan perbaiki,” kata Menaker Yassierli saat menanggapi pertanyaan awak media di Kantor Kemnaker RI Jakarta, Rabu (28/5).
Baca juga: Menaker Klaim JKP Tidak Menggambarkan Kondisi Jumlah PHK
Adapun pada job fair di Cikarang itu, dilaporkan bahwa para pencari kerja berdesak-desakan untuk masuk, bahkan ada beberapa yang jatuh pingsan.
Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi menyebut telah membuka 2.000 lebih lowongan pekerjaan, namun pencari kerja yang datang mencapai lebih dari 25.000 orang.
Menaker Yassierli pun mengakui bahwa ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi para pemangku kepentingan terkait agar bisa menyelenggarakan job fair dengan baik dan lebih tertata.
“Ini menjadi PR, kita sadar dan paham kalau kita membutuhkan effort yang lebih besar terkait (proses) rekrutmen tenaga kerja,” kata Menaker.
“Semoga di job fair-job fair selanjutnya kami bisa memfasilitasi mereka (para pencari kerja) dengan lebih baik,” imbuhnya.