apakabar.co.id, JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan pemerintah perlu melakukan perbaikan dan pembenahan daya beli masyarakat kelas menengah yang saat ini paling banyak tertekan dengan kondisi ekonomi yang kurang bagus.
Ekonom INDEF, Eko Listyanto menerangkan hal itu dapat menjadi kunci penting dalam mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri, khususnya manufaktur.
“Bagaimana membenahi sisi konsumennya, terutama di daya belinya. Produk-produk yang dihasilkan oleh sektor industri terutama industri manufaktur memiliki pasar paling besarnya adalah kelas menengah,” katanya di Jakarta, Senin (10/3).
Baca juga: INDEF Usul Kebijakan Ekspansif untuk Tekan Gelombang PHK
Saat ini tanda-tanda pelambatan ekonomi sedang terjadi di mana daya beli masyarakat terutama kelas menengah yang sedang melemah, deflasi, ditambah lagi situasi ekonomi dan perdagangan global sekarang dalam kondisi perang dagang setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Situasi kurang menguntungkan tersebut membuat para pelaku industri melakukan PHK dikarenakan permintaan atau demand dari pasar, khususnya masyarakat kelas menengah sedang mengalami penurunan.
“Ya mau bagaimana, pertama kalau tidak ada yang beli pasti mereka (industri) mengurangi karyawan karena produksi berkurang, ketika produksi berkurang maka secara otomatis tenaga kerja juga dikurangi,” katanya.
Baca juga: Perekonomian RI Lesu: INDEF: Bereskan Dulu Masalah Ketenagakerjaan
Saat pengurangan jam kerja, kata Eko, karyawan menjadi tidak efektif dalam kondisi produksi yang berkurang. Ini yang menjadi penyebab semakin lama perusahaan memutuskan melakukan PHK.
Selain memperbaiki daya beli masyarakat kelas menengah, dirinya juga menyarankan agar kebijakan di sektor industri terutama manufaktur harus lebih jelas dan diperkuat oleh pemerintah.
Hal ini dalam rangka membantu pelaku industri yang saat ini menghadapi penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan situasi ekonomi global yang kurang menguntungkan.
“Kebutuhan dari investor, khususnya yang memiliki pabrik saat ini adalah solusi jangka pendek, dikarenakan mereka harus segera memperbaiki neraca keuangan mereka melalui perbaikan dan upaya peningkatan penjualan produknya,” pungkasnya.