apakabar.co.id, JAKARTA – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menyesalkan pertemuan antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan perusahaan aplikator yang dinilai berlangsung secara tertutup.
Diketahui, pertemuan dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Transportasi Online yang Adil Berkelanjutan” tersebut diselenggarakan di REDTOP Hotel & Convention Centre, Kamis (24/7).
“Menolak penyerapan aspirasi ojol, taksol dan kurir yang berpihak pada perusahaan platform,” kata Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati kepada apakabar.co,id, Kamis (24/7).
Baca juga: Reaksi Aplikator Soal Wacana Mitra Ojol Jadi Pekerja Tetap
Baca juga: Grab Sebut Separuh Jumlah Mitra Ojol adalah Korban PHK
Penolakan tersebut, kata Lily, terkait dari komposisi undangan dari perwakilan komunitas dan serikat pekerja ojol, taksi online dan kurir mayoritas merupakan para pihak yang menolak potongan platform 10 persen.
Selain itu, sebagian komunitas dan serikat pekerja ojol yang ingin berpartisipasi dalam serap aspirasi tersebut mendapat penolakan dari Kemenhub. Alasannya karena tidak ada dalam daftar undangan.
Berdasarkan surat kegiatan yang diterima apakabar.co.id, terdapat sebanyak 16 perwakilan komunitas ojol. SPAI yang merupakan salah satu kelompok pendukung potongan platform sebesar 10 persen tidak masuk dalam daftar undangan tersebut.
Baca juga: Demokratisasi Ekonomi Jadi Solusi Jawab Persoalan Ojol
“Untuk itu kami mendesak Kementerian Perhubungan untuk melibatkan komunitas dan serikat pekerja ojol secara adil dan terbuka tanpa berpihak pada kepentingan perusahaan platform,” ujar Lily.
Lily juga menuntut agar Kemenhub menerapkan prinsip partisipasi yang bermakna dengan tidak hanya melibatkan para pengemudi secara prosedural. Melainkan juga menyerap esensi aspirasi secara berkualitas yang berpihak kepada kondisi kerja yang layak bagi pengemudi ojol, taksol dan kurir.
