apakabar.co.id, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan menurunnya angka surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2025, salah satunya disebabkan oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Budi menyebutkan penurunan angka neraca perdagangan tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara di ASEAN.
“Banyak terkait kebijakan Trump, apalagi kemarin waktu kami ketemu teman-teman Mendag di Kuala Lumpur waktu KTT ASEAN, kita juga ngobrol ternyata pengaruhnya bagi masing-masing (negara) sangat besar bahkan banyak eksportir yang cenderung masih menunggu,” ujar Budi ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (4/6).
Baca juga: Mendag Pastikan Revisi Permendag No.8 Selesai Pekan Ini
Mendag mengatakan banyak negara-negara di ASEAN yang masih menunggu untuk melakukan ekspor ke Amerika Serikat. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang masih melakukan negosiasi terkait dengan hasil keputusan tarif yang akan dikenakan oleh Amerika Serikat.
Faktor lain yang mempengaruhi angka neraca perdagangan, kata Budi, lantaran pada bulan Maret dan April mengalami penurunan akibat libur Lebaran.
Menurutnya, kegiatan ekspor banyak yang berhenti karena sebagian besar perusahaan memutuskan untuk meliburkan pengiriman.
“Setelah kami cek, di beberapa negara seperti di Malaysia, Filipina, Vietnam. Nah, kita analisa kemarin awal April itu masih libur Lebaran ya. Jadi masih banyak karena libur sehingga juga berkurang,” katanya.
Baca juga: Malaysia Dihantam Krisis Beras, Mendag: Belum Ada Permintaan Impor
Budi berharap, nilai neraca perdagangan Indonesia pada Mei dan Juni bisa kembali meningkat setelah adanya pertemuan dengan perwakilan Amerika Serikat dalam APEC beberapa waktu lalu.
“Mudah-mudahan bulan depan sih sudah normal kembali ya. Kemarin kan prediksi teman-teman dari ASEAN juga, mudah-mudahan juga kemarin ketemu waktu APEC meeting kan dari perwakilan Amerika juga datang ya, mudah-mudahan semua segera normal kembali,” imbuh Budi.