Jangan Disepelekan, Kenali Tanda dan Dampak 'High Function Anxiety'

Jangan Disepelekan, Kenali Tanda dan Dampak ‘High Function Anxiety’

Ilustrasi stres dan cemas. Foto: Pexels

apakabar.co.id, JAKARTA – Psikolog sekaligus figur publik Caca Tengker menjelaskan tanda dan dampak high functioning anxiety, yakni kondisi ketika seseorang tetap mampu menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal meski menyimpan kecemasan yang berlebihan di dalam dirinya.

“Kalau anxiety (kecemasan) biasa, gejalanya terlihat jelas dari luar misalnya gugup atau takut. Sementara pada high functioning anxiety dia bisa berfungsi secara normal dalam sehari-harinya, kelihatannya baik-baik dan nyaman aja, padahal di dalam dirinya ada pergolakan dan kecemasan yang berlebihan,” kata Caca dalam acara Indonesia Summit 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (27/8).

Menurut Caca Tengker, salah satu ciri khas orang yang memiliki high functioning anxiety adalah rasa tidak pernah puas meskipun telah mencapai target tertentu.

Baca juga: Lenong Preman dan Buleng Meriahkan Pekan Sastra Betawi 2025 di TIM

“Misalkan tadinya kita mendefinisikan kesuksesan dengan gaji Rp10 juta, tapi, ketika kita udah punya gaji 10 juta rasanya masih tidak puas dan ingin gaji Rp20 juta. Begitu terus seterusnya,” ujar dia.

Individu dengan kondisi tersebut sering bergantung pada validasi orang lain. Namun, alih-alih menenangkan, pujian justru membuat tekanan pada dirinya semakin besar.

“Ketika dipuji kita malah makin merasa ada tuntutan yang membuat kita harus menunjukkan lebih baik lagi ke orang lain. Itu bisa menjadi tanda kita sedang mengalami high functioning anxiety,” tutur Caca.

Terkait penanganannya, Caca mengingatkan untuk menghindari kebiasaan mendiagnosis diri sendiri. Dia menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog profesional ketika kecemasan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Jangan tunggu sampai sudah rasanya mentok baru kita cari pertolongan. Kalau kita cari pertolongan dari sebelum kita mentok itu akan lebih mudah ditolong dan itulah pentingnya lingkungan yang mendukung,” kata dia.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Infeksi Berulang DBD Lebih Berbahaya

High functioning anxiety, menurut dia, juga berkaitan dengan sifat perfeksionis yang terlalu menuntut kesempurnaan. Hal itu menurutnya justru membuat hidup terasa berat.

“Manusia tempatnya salah, tapi, kita berharap kita punya semuanya yang sempurna. Itu makin bikin kita merasa cemas dan makin bikin kita merasa kalau tidak ada yang bisa kita capai karena memang kesempurnaan itu tidak mungkin tercapai dan itu di luar dari kontrol kita,” jelasnya.

9 kali dilihat, 10 kunjungan hari ini
Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *