Mata Lelah dan Sepet, Waspada Ancaman Senyap di Balik Aktivitas Sehari-hari
Penulis:
Tim Redaksi, Denny Firmansyah
Jumat, 5 Desember 2025 | 20:48 WIB
Mata Lelah dan Sepet, Waspada Ancaman Senyap di Balik Aktivitas Sehari-hari. Foto: dok. Insto
apakabar.co.id, JAKARTA - Di tengah derasnya gaya hidup modern seperti kesibukan dalam menjalani rapat daring, bekerja dari balik layar komputer, hingga waktu santai scrolling media sosial, mata kita sering menjadi pihak yang paling banyak bekerja.
Tapi tanpa disadari, seringkali kita lupa bahwa mata punya batas. Kerap menyipitkan mata, atau merasa ringan “terbiasa”, membuat kita abai terhadap sinyal perlahan dari tubuh: mata terasa sepet, perih, dan cepat lelah.
Sensasi-sensasi ini bisa jadi petunjuk awal dari kondisi mata kering — yang dalam banyak kasus tidak dianggap serius.
Padahal berdasarkan data kampanye “Bebas Mata SePeLe”, prevalensi mata kering di kawasan Jabodetabek dan Bandung mencapai angka 41 persen. Artinya, hampir separuh dari kita berpotensi mengalami mata kering tanpa sadar.
Gejala mata sepet, perih, atau lelah sebelum dianggap “gak nyaman biasa” bisa jadi alarm yang menandakan bahwa kesehatan mata perlu mendapat perhatian lebih.
Apalagi kalau kita sering menatap layar gadget berjam-jam, berada di ruangan ber-AC, atau berada di lingkungan berdebu serta berangin — faktor risiko yang membuat mata lebih rentan terhadap kekeringan.
Mengapa Mata Kering Sering Diabaikan?
Fenomena “mata kering tapi dianggap sepele” bukan tanpa sebab. Banyak orang tidak menyadari bahwa rasa “sepete, perih, lelah” itu lebih dari sekadar kelelahan mata biasa — melainkan tanda bahwa lapisan air mata sudah terganggu.
Penelitian memang menunjukkan bahwa sindrom mata kering — atau DED (Dry Eye Disease) — bisa muncul dengan gejala ringan maupun berat. Pada beberapa populasi, prevalensinya bisa bervariasi dari 20 % hingga lebih dari separuh, tergantung dari usia, gaya hidup, dan faktor lingkungan.
Sayangnya, kebanyakan baru mencari pertolongan saat mata sudah terasa benar-benar tidak nyaman — padahal perawatan dini bisa membantu menjaga kenyamanan dan kualitas hidup sehari-hari.
Dokter Spesialis Mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics, dr. Eka Octaviani Budiningtyas, SpM memaparkan bahwa Dry Eye Disease (DED) terjadi ketika mata tidak mampu memproduksi cukup air mata atau ketika lapisan air mata cepat menguap.
Menurut dia, air mata memiliki fungsi utama untuk melembapkan mata. Ketika produksinya menurun atau komposisinya tidak stabil, mata akan terasa tidak nyaman," ungkap Dr. Viani.
“Risiko mata kering meningkat pada usia di atas 40 tahun akibat proses degeneratif. Perempuan juga lebih berisiko karena pengaruh hormon yang dapat memicu perubahan pada sistem mata,” ujar dr. Viani di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Bebas Mata SePeLe”: Mengajak Peka, Menangkal Mata Kering Sejak Dini
Menyadari potensi signifikan dari mata kering ini, INSTO Dry Eyes hadir dengan kampanye nasional “Bebas Mata SePeLe”, sebuah ajakan untuk lebih peka terhadap gejala kecil tapi berisiko: SEpet, PErih, dan LElah. Kampanye ini juga mengajak masyarakat untuk tidak menyepelekan keluhan ringan pada mata.
Sebagai pemimpin pasar tetes mata di Indonesia, INSTO Dry Eyes sudah dikenal lebih dari lima dekade. Melalui kampanye ini, mereka memperkuat komitmen untuk mendidik publik agar mengenali dan segera menangani mata kering — sebelum berujung pada gangguan yang lebih serius atau mengganggu produktivitas sehari-hari.
Lebih jauh ia menjelaskan, Insto Dry Eyes diformulasikan khusus untuk membantu meredakan gejala mata kering dan berfungsi sebagai pengganti air mata yang membantu menjaga kelembapan mata.
“Kampanye ini juga menjadi bentuk komitmen Combiphar dan Insto untuk terus berinovasi dan menghadirkan solusi kesehatan keluarga Indonesia, baik saat ini maupun di masa depan,” tuturnya.
Sementara itu, General Manager Eye Care Combiphar, Farah Feddia menegaskan bahwa kampanye 'Bebas Mata SePeLe' hadir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai tanda-tanda awal mata kering.
"Masyarakat perlu mengenali lebih dini ketika mata mulai terasa sepet, perih, atau lelah, karena itu merupakan tanda mata kering. Kami juga ingin menyampaikan solusi yang tepat, salah satunya melalui Insto Dry Eyes," terangnya.
Solusi Percaya: Kelembapan Ulang dengan INSTO Dry Eyes
Untuk membantu mengatasi gejala mata kering seperti sepet, perih, dan lelah, INSTO Dry Eyes diformulasikan dengan bahan aktif Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC), yang bekerja menambah dan menjaga kelembapan mata.
Dengan penggunaan tetes mata yang tepat dan rutin, sekaligus disertai kesadaran terhadap tanda-tanda awal, mata bisa kembali nyaman — tanpa rasa kering, pedih, atau mudah lelah — sehingga kita dapat tetap produktif menjalani hari.
Kenali Gejalanya, Beri Respons Sejak Awal
Kalau mata kita sering terasa gatal, perih, atau sesak setelah menatap layar terlalu lama; terasa seperti ada debu halus di mata padahal tidak; atau pandangan jadi cepat kabur saat kelelahan, ada baiknya untuk tidak mengabaikannya. Ini bisa jadi isyarat awal bahwa mata kita butuh bantuan.
Kampanye “Bebas Mata SePeLe” membuka mata kita bahwa menjaga kesehatan mata bukan semata keinginan untuk nyaman, tapi investasi agar hari-hari kita tetap produktif, nyaman, dan berkualitas.
Mata Kering Bukan Pemutus Aktivitas — Asalkan Kita Mau Peduli
Di era digital seperti sekarang ini, mata memang rentan bekerja keras. Tapi bukan berarti kita harus menyerah pada keluhan.
Dengan kesadaran, mengenali gejala sejak awal, dan mengambil langkah sederhana — seperti menjaga kelembapan mata dengan INSTO Dry Eyes — kita bisa tetap melihat dunia dengan nyaman.
Seperti slogan kampanye: sepet, perih, lelah — jangan sepelekan. Karena mata sehat adalah kunci agar hidup tetap berjalan dengan nyaman.