AK-Tekstil Solo Wisuda 93 Lulusan, Siap Jawab Tantangan Industri Tekstil Nasional
News  

AK-Tekstil Solo Wisuda 93 Lulusan, Siap Jawab Tantangan Industri Tekstil Nasional

Sebanyak 93 wisudawan dari tiga program studi Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) telah dikukuhkan di kampus setempat, Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Sabtu (20/9). Foto: apakabar.co.id/Fernando Fitusia

apakabar.co.id, SOLO – Industri tekstil Indonesia tengah menghadapi tantangan besar. Produk impor kian membanjiri pasar, sementara transformasi digital menuntut SDM yang adaptif dan inovatif.

Di tengah situasi itu, Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) kembali menorehkan peran penting dengan melahirkan 93 wisudawan baru yang siap terjun ke dunia kerja.

Prosesi wisuda berlangsung di kampus AK-Tekstil Solo, Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Sabtu (20/9). Para lulusan berasal dari tiga program studi, diantaranya Teknik Pembuatan Benang (17 orang), Teknik Pembuatan Kain Tenun (13 orang), dan Teknik Pembuatan Garmen (63 orang).

Dengan tambahan ini, total alumni sejak berdirinya kampus pada 2013 kini mencapai 1.543 orang.

Dengan tambahan ini, jumlah total alumni AK-Tekstil sejak berdiri pada 2013 kini mencapai 1.543 orang.

Dalam kesempatan itu, diumumkan pula tiga wisudawan terbaik yang berhasil mencatatkan IPK hampir sempurna. Mereka adalah Adel Nur Muhammad Irfan Ghozali dari Teknik Pembuatan Benang (IPK 3,91), Fatimah Nurul Azizah dari Teknik Pembuatan Kain Tenun (IPK 3,96), dan Rayan Sintana dari Teknik Pembuatan Garmen (IPK 3,98). Ketiganya mendapat penghargaan khusus di hadapan para tamu undangan.

Salah satu kebanggaan terbesar AK-Tekstil Solo adalah tingginya tingkat penyerapan kerja. Dari angkatan 2025, sebanyak 22 perusahaan tekstil terkemuka di Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan Jawa Barat telah menyatakan siap menerima lulusan.

Direktur AK-Tekstil Solo, Wawan Ardi Subakdo, menyebut pencapaian ini sebagai bukti nyata efektivitas sistem pendidikan vokasi dual system yang diterapkan kampus.

“Kami mempersiapkan lulusan tidak hanya dengan kompetensi teknis, tetapi juga mindset inovasi dan adaptasi teknologi, khususnya artificial intelligence (AI). Harapannya, mereka mampu menjadi penggerak transformasi digital di industri tekstil nasional, bukan sekadar pengguna teknologi,” ungkapnya.

Wawan menambahkan, AK-Tekstil sejak awal memang dirancang untuk melahirkan tenaga kerja siap pakai yang mampu menjawab kebutuhan Revolusi Industri 4.0.

Kurikulum terus diperbarui agar selaras dengan perkembangan teknologi, mulai dari otomasi mesin hingga digitalisasi rantai pasok industri garmen.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Respati Ardi, yang hadir dalam prosesi wisuda tersebut menuturkan bahwa saat ini banyak lowongan kerja, tapi disatu sisi pengangguran juga tinggi.

“Jadi ini selaras dengan program rumah siap kerja kita. Hari ini kita melihat lowongan pekerjaan banyak pengangguran juga banyak. Ini sesuatu yang miss. Sehingga perlu dikembangkan melalui program rumah siap kerja, link and match bagaimana tepat orang tepat sasaran jadi. Karena tadi dari api menyampaikan, 100 orang lulusan baru saya kurang, butuh lebih banyak serapan,” ujarnya

Lebih lanjut Respati menuturkan bahwa Pemkot Solo juga menyiapkan 100 beasiswa bagi keluarga kurang mampu agar bisa kuliah di AK Tekstil Solo, dan segera terserap kerja.

“Harapannya, ini juga memutus mata rantai kemiskinan,” papar Respati.

Respati juga sempat menyinggung pentingnya mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk lokal.

“Kami terus membatasi impor barang tekstil agar produk lokal mendapat tempat. Tapi itu harus dibarengi SDM yang kuat. Karena itu, lulusan seperti dari AK-Tekstil ini sangat penting,” tandasnya.

Dilain pihak, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jateng, Samuel, mengapresiasi kontribusi AK-Tekstil Solo dalam menyiapkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri.

“Industri tekstil penuh tantangan, tapi juga punya peluang besar. Indonesia butuh tenaga kerja asli yang terampil. Kehadiran lulusan vokasi seperti dari AK-Tekstil ini sangat penting untuk menciptakan ekosistem industri tekstil yang sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Samuel, tantangan terbesar industri tekstil saat ini adalah menjaga daya saing di tengah gempuran produk luar negeri. Salah satunya dengan inovasi dan pengembangan SDM.

“Yang membedakan lulusan vokasi dengan lulusan umum adalah keterampilan praktisnya. Itu yang sangat dibutuhkan industri hari ini,” tandasnya.

 

17 kali dilihat, 17 kunjungan hari ini
Editor: Raikhul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *