apakabar.co.id, JAKARTA – Kongres XII Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menetapkan pasangan Nany Afrida dan Bayu Wardhana sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia periode 2024-2027.
Nany dan Bayu terpilih dalam kongres yang diselenggarakan pada 2-6 Mei di Palembang, Sumatera Selatan. Dengan begitu, keduanya menggantikan pasangan Sasmito Madrim dan Ika Ningtyas.
“Terima kasih kawan-kawan yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami,” katanya kepada apakabar.co.id seusai penghitungan suara, Minggu (5/5).
Nany mengapresiasi pelaksanaan Kongres XII AJI Indonesia karena berlangsung dengan lancar dan teduh. Hal-hal yang dikhawatirkan tidak terjadi.
“Kita sudah mulai masuk ke usia dewasa dalam berdemokrasi dan kemudian ketika pemilihan ketuanya bisa melihat antara kandidat satu dan kandidat lainnya smooth,” ujarnya.
Program Prioritas
Nany menerangkan setelah terpilih menjadi Ketua Umum AJI Indonesia ia akan melakukan transisi dengan pengurus sebelumnya di bawah kepemimpinan Sasmito-Ika.
Duet Nany-Bayu juga akan melakukan komunikasi dengan AJI Kota. Tujuannya untuk mengetahui agenda dan program kerja yang dilakukan oleh AJI Kota.
“Apa yang sebenarnya mereka lakukan dan butuhkan,” jelasnya.
Kemudian, kata Nany, ia akan membentuk kepengurusan nasional dengan memerhatikan keseimbangan gender dan wilayah. Ia juga akan menindaklanjuti penguatan posisi koordinator wilayah (korwil).
Tak ketinggalan, Nany juga akan menyelesaikan pekerjaan rumah yang menjadi tuntutan anggota AJI yakni pemberian kartu anggota AJI yang selama ini masih belum selesai. Ia menilai kartu anggota merupakan hak bagi semua anggota AJI.
“Kita akan melanjutkan program training yang lagi dilakukan AJI Indonesia. Ketika pemindahan kepengurusan bukan berarti program selesai. Tapi akan kita lanjutkan,” jelasnya.
Tantangan ke Depan
Nany mengakui kepengurusan ke depan menyimpan sejumlah tantangan yang tidak ringan. Tantangan eksternal, kata Nany, ke depan masih belum mengetahui karakter rezim pemerintahan setelah Presiden Jokowi lengser.
“Kebanyakan masih ada banyak PR dari Orde Baru yang lalu belum selesai terutama masalah HAM,” jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Nany, produk hukum yang ada saat ini menunjukan kecenderungan dapat menjerat jurnalis. Terutama mengenai pemberitaan yang telah diterbitkan.
Keselamatan jurnalis selama ini juga masih menjadi tantangan. Hal ini tak cukup dengan mempersiapkan jurnalis semata, melainkan juga memberikan informasi atau kesadaran dari aparat penegak hukum.
“Kita akan ke sana karena advokasi dan pendampingan produk hukum yang menjerat itu menjadi program kami juga,” ungkapnya.
Selain itu, tantangan ke depan yang menurut Nany tidak bisa disepelekan yakni keberadaan Artificial Inteligence (AI).
Bagi Nany, meskipun saat ini AI belum menunjukan ancaman yang serius, namun ke depan AI menjadi ancaman yang harus diperhitungkan. Sebab, AI berpotensi akan mengambil alih profesi jurnalis.
“Kita tidak bisa lari dari kenyataan. Ini adalah hal yang harus ditangani dan bukan lari dari kenyataan,” tegasnya.
Menyikapi tantangan AI, kata Nany, profesionalisme jurnalis perlu ditingkatkan dengan meningkatkan kapasitas jurnalis. Caranya dengan memberikan pengetahuan mengenai AI.
“Bukan hanya dari Jakarta dan daerah ibu kota besar tapi juga di daerah-daerah,” jelasnya.
Duo Independen.id
Nany Afrida sebelumnya memulai karir jurnalisnya di Koran The Jakarta Post. Kemudian berlanjut di Anadolu Agency.
Selain itu, Nany Afrida sempat menjadi direktur di Konde.co. Adapun saat ini Nany menjadi pemimpin redaksi di media yang dikelola AJI Indonesia yakni Independen.id.
Sedangkan Bayu Wardhana, terhitung sejak 2015 menjadi jurnalis dan saat ini menjadi Pemimpin Umum Independen.id.
Bayu juga sempat menjadi redaktur senior di rri.co.id. Selain itu, Bayu didapuk sebagai pemimpin redaksi Kabarjawa.com.